Diduga Ada Keistimewaan pada Klub Tertentu, Seleksi Atlet Renang Riau Menuai Protes

id diduga ada, keistimewaan pada, klub tertentu, seleksi atlet, renang riau, menuai protes

Diduga Ada Keistimewaan pada Klub Tertentu, Seleksi Atlet Renang Riau Menuai Protes

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Penetapan atlet melalui program Pelatihan Pemuda dan Olahraga (PPO) di Provinsi Riau menuai protes disebabkan adanya dugaan keistimewaan yang diberikan kepada satu klub renang Megalodon, yang belum satu tahun berdiri.

Ketua umum Perkumpulan Renang Belibis Riau, Hanif Rusdji di Pekanbaru, Selasa, menduga ada oknum pejabat di Dispora yang mengatur bagaimana atlet klub ini bisa menjadi atlet PPO tanpa seleksi.

"Saya dengar anak dari pejabat tersebut dimasukan sebagai peserta PPO, apakah motifnya saya tidak tahu dan itu menyalahi ketentuan penggunaan dana masyarakat melalui APBD Provnsi Riau," ujar Hanif yang juga kepala Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas wilayah I Sumatera Bagian Utara itu.

Perkumpulan Renang Belibis Riau telah menghasilkan banyak perenang andal asal bumi lancang kuning dengan prestasi nasional dan internasional.

Ia mengatakan, Dispora Riau memiliki tiga program untuk cabang olah raga renang yaitu PPOD, PPO dan Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar menggunakan dana APBD Provinsi Riau, namun pada kenyataannya atlet Renang PPO yang pemilihan berdasarkan seleksi secara terbuka seluruh Riau dibawah pengawasan dari pelatih Prancis David Armandoni hasilnya dianulir oleh Dispora dan kemudian dilakukan seleksi ulang.

Hanif yang pernah menjadi Ketua Umum Pengporv PTMSI DKI dan Ketua Harian PP PTMSI dibawah kepemimpinan Oegroseno itu menyatakan, telah menyampaikan kepada Kepala Dispora Provinsi Riau melalui whatsapp beberapa waktu lalu namun hingga saat ini belum ada kejelasan tentang proses seleksi yang dilaksanakan tanpa ada azas keadilan bagi seluruh masyarakat Riau itu.

"Saya mengharapkan Kepala Dispora Riau harus tegas dan segera bertindak untuk segera menyeleksi ulang atlet-atlet yang masuk kedalam program PPLP dan PPO agar nantinya bisa berlatih di fasilitas olah raga yang dimiliki Provinsi Riau tanpa dikenakan biaya," ujarnya.

Sebagaimana diketahui bahwa pembinaan dasar atlet adalah di Klub dan hanya atlet yang berprestasi berdasarkan hasil seleksi terbuka yang dapat masuk program menggunakan APBD Provinsi Riau.

Kepala Dinas Pemuda dan Olah Raga (Dispora) Provinsi Riau membantah jika pihaknya memberikan keistimewaan pada klub renang tertentu. Dia mengatakan, bahwa seleksi yang dilakukan terbuka dan sesuai ketentuan yang berlaku.

"Semua yang terpiliha pastinya atlit berprestasi. Itu selalu sejalan dengan tekad saya membawa harum nama Riau dan Indonesia," kata Doni ditemui di kantornya.

Sementara itu, dia juga turut membantah terkait hasil seleksi pelatih renang asal Perancis, David Armandoni yang disebut dianulir. Menurut dia, pihaknya sama sekali tidak menganulir nama-nama perenang yang telah dipilih oleh David.

Justru, lanjutnya, Dispora Riau kembali menyaring dari nama-nama yang telah ada. Hingga akhirnya terpilih enam atlit yang dinilai layak untuk ikut serta Pelatnas di Bali, juga bersama David.

"Bukan ulang seleksi, ada penggabungan hasil seleksi yang sudah bagus. Ada penggodokan lagi," ujarnya.

Lebih jauh, terkait kisru antar klub renang tersebut, dalam waktu dekat dia mengatakan akan memanggil seluruh perwakilan klub renang di Provinsi Riau. Sedikitnya dia mengatakan terdapat delapan klub renang yang saat ini menggunakan venue eks PON Riau.

"Selesai Popda (17 April 2018), saya berjanji akan mengundang seluruh klub renang yang menggunakan fasilitas kolam renang Rumbai. Saya memastikan bahwa tidak ada yang diistemwakan, sehingga tidak lagi timbul kecemburuan seperti ini," ujarnya.