Pekanbaru (ANTARA) - Badan Pemeriksaan Keuangan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Barat kembali melakukan penilaian Indonesian Corporate Accountability Index (ICORPAX). Kali ini, penilaian untuk tahun buku 2022 itu diawali dengan kick off meeting yang dibuka oleh Direktur Keuangan & Umum PT Semen Padang, Oktoweri, Rabu.
Bertempat di Ruang Rapat Lantai III Kantor Pusat PT Semen Padang, pertemuantersebut turut dihadiri sejumlah staf pimpinan PT Semen Padang, di antaranya, Kepala Departemen SDM & Umum, R Trisandi Hendrawan, Kepala Departemen Internal Audit, Mareza Harlan, Kepala Departemen Keuangan, Dedi Zaherdi, Kepala Unit CSR, Rinold Thamrin, dan Kepala Unit GCG, Rausyan Fikri.
Sedangkan dari BPKP Perwakilan Sumbar, dihadiri oleh Koordinator Pengawasan Bidang Akuntan Negara, Heru Setiawan, Pengendali Teknis, Hasanuddin, Ketua Tim Penilaian ICORPAX, Irwan Richardo Pakpahan dengan anggota Leo Sukma, dan sejumlah staff BPKPwilayah Sumbar.
Direktur Keuangan & Umum PT Semen Padang, Oktoweri dalam sambutannya menyampaikan bahwa pihaknya sangat mendukungpenilaian ICORPAX yang rutin dilakukan setiap tahun oleh BPKP Perwakilan Sumbar. Karena dengan adanya penilaian tersebut, pihaknya akan mengetahui dimana posisi PT Semen Padang.
"Untuk penilaian ICORPAX tahun buku 2021, Semen Padang dapat kategori "Baik" dengan skor 76,70 persen. Nah, untuk penilaian ICORPAX tahun buku 2022, mudah-mudahan hasilnya lebih baik dari tahun 2021. Namun yang pasti, di Semen Padang tidak ada perubahan yang mendasar dibandingkan kinerja tahun 2021," kata Oktoweri.
Sebagai gambaran, sebut Oktoweri, PT Semen Padang adalah anak perusahaan dari SIG. Tentunya, ada sebagian fungsi perusahaan yang sebelumnya ada di PT Semen Padang, kemudian ditarik ke SIG sebagai holding. Di antaranya, KPI finansial, marketing, penetapan harga, pengalokasian dan distribusi. "Jadi, kita secara anak perusahaan lebih fokus pada efisiensi di dalam," ujarnya.
Terkait kontribusi kepada negara seperti Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), kata Oktoweri melanjutkan, PT Semen Padang mampu mengendalikannya, disamping juga memanfaatkan industri lokal untuk mengurangi devisa keluar. Kemudian dari sisi legal, kepatuhan dan fraud, PT Semen Padang sudah mengadopsi ISO 37001.
"Untuk itu, kepada tim dari BPKP Perwakilan Sumbar, silahkan memotret bagaimana akuntabilitas korporasi terhadap dukungan pembangunan maupun keuangan, termasuk efektivitas sistem tata kelola korporasi dan juga efektivitas pengendalian fraud yang dilakukan di Semen Padang," ujar Oktoweri.
Baca juga: Dukung Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut, Semen Padang raih penghargaan dari KKP
Sementara itu, Koordinator Pengawasan Bidang Akuntan Negara BPKP Perwakilan Sumbar, Heru Setiawan, menyampaikan ICORPAX ini dilakukan dalam rangka menilai akuntabilitas dari BUMN, termasuk anak perusahaan BUMN yang tujuannya untuk melihat peran dari sisi pembangunan maupun keuangannya terhadap pemerintah Indonesia. Karena, BUMN adalah bagian dari kekayaan atau aset negara yang dipisahkan.
"Jadi untuk melihat akuntabilitasnya, kami nanti fokus pada kinerja terhadap keuangan dan pembangunan, termasuk bagaimana Good Corporate Governance atau GCG-nya. Karena, ranah kami di situ. Hasil penilaian ICORPAX ini nanti akan diberikan dalam bentuk skor. Dan, pada akhirnya hasil ini menjadi bagian dari laporan Presiden pada triwulan II," katanya.
Dalam penilaian ICORPAX, sebut Heru Setiawan, ada lima dimensi penilaian yang masing-masing dimensi tersebut, terdapat beberapa indikator. Dimensi pertama, yaitu akuntabilitas korporasi pada pembangunan dengan indikatornya, yaitu tingkat kinerja korporasi dan tingkat dukungan korporasi pada agenda pembangunan.
Dimensi kedua, akuntabilitas korporasi pada keuangan negara dengan indikatornya adalah tingkat kesehatan keuangan korporasi dan tingkat dukungan korporasi pada keuangan negara (dividen, pajak). "Untuk dimensi pertama dan dimensi kedua ini, bobot nilainya masing-masing 20 persen," ujarnya.
Baca juga: Safari Ramadan SIG Group, Semen Padang santuni 100 anak dan bantu Rp1,13 miliar
Kemudian dimensi ketiga, katanya melanjutkan, adalah kepatuhan dan efektivitas operasional. Pada dimensi ini, ada 30 bobot penilaian dengan lima indikatornya, yaitu tingkat kepatuhan korporasi, tingkat efektivitas pelaksanaan TJSL, tingkat kepuasan, tingkat efektivitas proses bisnis dan tingkat efektivitas pengelolaan aset.
Selanjutnya dimensi yang keempat, efektivitas sistem tata kelola korporasi dengan bobot penilaian 20 persen. Untuk indikatornya, yaitu tingkat efektivitas tata kelola (GCG), tingkat efektivitas manajemen risiko, tingkat kapabilitas satuan pengawas internal dan tingkat efektivitas sistem pengendalian internal.
Terakhir dimensi kelima, adalah efektivitas pengendalian fraud dengan bobot penilaiannya 10 persen. Indikatornya terdiri dari anti-fraud policy, froud risk assesment, foud detektion, prevention and correction, dan tingkat kejadian fraud. "Penilaian ICORPAX diSemen Padang ini akan berlangsung selama 15 hari kerja," pungkas Heru Setiawan.