Dosen vs Rektor UIN Suska Riau, ketika pendidikan tersandera konflik internal

id uin suska riau,uin suska,konflik dosen rektor

Dosen vs Rektor UIN Suska Riau, ketika pendidikan tersandera konflik internal

Suasana kampus UIN Suska Riau. (ANTARA/Reza Fahlepi/23)

Pekanbaru (ANTARA) - Konflik antara dosen dan rektor di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau (UIN Suska Riau) hingga mencapai tingkat pelaporan ke polisi adalah peristiwa yang sangat memprihatinkan dan menciptakan banyak pertanyaan di kalangan masyarakat.

Konflik semacam ini menyoroti beberapa isu penting, termasuk tata kelola universitas, kualitas pendidikan, hubungan antar anggota akademik, dan tanggung jawab moral para pemimpin pendidikan.

Pertama-tama, kita harus mengakui bahwa setiap universitas memiliki dinamika internal yang kompleks, dan perbedaan pendapat adalah hal yang wajar. Namun, ketika konflik mencapai tahap di mana pihak-pihak yang terlibat harus melapor ke pihak berwenang, ini menjadi masalah serius yang mengganggu stabilitas institusi dan mengancam citra perguruan tinggi itu.

Salah satu efek yang paling terasa dari konflik ini adalah dampaknya terhadap kualitas pendidikan. Dosen adalah tulang punggung pendidikan tinggi. Mereka bertanggungjawab atas pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat di lembaga pendidikan itu.

Konflik dosen dan rektor dapat mengalihkan perhatian ke mahasiswa dan mengganggu tugas inti mereka dalam memberikan pendidikan yang berkualitas.

Dampak negatif ini dapat dirasakan oleh mahasiswa yang mulai terganggu oleh ketegangan antara dosen dan rektor, serta masyarakat yang mengandalkan universitas ini sebagai sumber pengetahuan dan inovasi.

Konflik ini ternyata juga mengangkat isu tata kelola universitas. Ketika dosen dan rektor harus melapor ke polisi, ini menunjukkan bahwa mekanisme internal dalam menangani konflik dan ketidaksetujuan mungkin tidak berfungsi dengan baik. Pihak universitas seharusnya memiliki sistem pengelolaan konflik yang efektif dan mekanisme penyelesaian sengketa yang dapat mencegah konflik agar tidak mencapai tingkat yang ekstrim.

Konflik ini juga mengingatkan pentingnya komunikasi yang baik dan hubungan harmonis antara pemimpin universitas dan anggota fakultas. Rektor adalah pemimpin utama universitas dan harus memiliki keterampilan kepemimpinan yang kuat untuk menjaga hubungan yang baik dengan dosen, staf, dan mahasiswa.

Konflik semacam ini bisa saja menggoyahkan kepercayaan pada kepemimpinan universitas dan menciptakan ketidakpastian dalam komunitas akademik.

Mengatasi konflik semacam ini memerlukan pendekatan yang bijaksana. Pertama-tama, pihak-pihak yang terlibat harus bersedia untuk berdialog dan mendengarkan satu sama lain. Mediasi yang diselenggarakan secara independen juga dapat membantu menciptakan jalan keluar yang adil dan berkelanjutan.

Penggunaan hukum sebaiknya dihindari jika memungkinkan karena dapat merusak citra universitas dan memakan waktu serta sumber daya yang berharga.

Dalam jangka panjang, konflik ini harus menjadi pelajaran bagi semua pihak yang terlibat. Universitas harus mengevaluasi dan memperbaiki proses tata kelolanya, sedangkan dosen dan rektor harus menanamkan etos kerja sama, dialog, dan tanggung jawab moral terhadap misi misi universitas dalam seluruh civitas akademika.

Terakhir, masyarakat juga memiliki peran dalam mendukung universitas dan seluruh civitas akademika. Dukungan dan pemahaman dari masyarakat dapat membantu menjaga kualitas pendidikan yang tinggi dan stabilitas dalam institusi pendidikan tinggi. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk turut serta mendukung usaha-usaha untuk menyelesaikan konflik ini dengan cara yang bijaksana dan memperbaiki tata kelola universitas.

Dalam kesimpulannya, konflik antara dosen dan rektor di UIN Suska Riau yang mencapai tahap pelaporan ke polisi adalah peristiwa yang sangat meresahkan dan mengganggu. Ini mengingatkan akan pentingnya tata kelola universitas yang baik, hubungan harmonis antara pemimpin universitas dan anggota fakultas, dan komunikasi yang efektif dalam mengatasi perbedaan pendapat. Semua pihak terlibat harus bekerja sama untuk menyelesaikan konflik ini dengan cara yang adil dan berkelanjutan untuk menjaga kualitas pendidikan dan reputasi universitas.