Pekanbaru (Antarariau.com) - Wisatawan nusantara makin banyak mengunjungi Desa Aliantan untuk menikmati wisata "samudra awan" di Bukit Suligi, Kabupaten Rokan Hulu, Riau.
"Paket wisata sekarang tidak hanya dibuka pada akhir pekan saja karena banyaknya wisatawan yang ingin berkunjung," kata Kepala Desa Aliantan, Muhamad Rois Zakaria kepada Antara di Pekanbaru, Senin.
Desa Aliantan berjarak sekitar 120 kilometer dari Kota Pekanbaru, dan bisa ditempuh sekitar dua jam dengan kendaraan bermotor. Desa ini memiliki puncak tertinggi, sekitar 812 meter di atas permukaan laut (mdpl), dijejeran Bukit Suligi.
Pada pagi hari pada puncak tersebut terjadi fenomena alam berupa gugusan alam yang menggulung-gulung seperti ombak, sehingga disebut warga setempat dengan "samudra awan".
Rois menjelaskan, sejak 2016 dirinya secara swadaya membentuk kelompok sadar wisata bernama "the care taker" yang diisi oleh pemuda pencinta alam di sana. Mereka tidak hanya menjaga tempat itu, melainkan juga sebagai pendamping wisatawan, porter dan juga menjaga keamanan.
"Terhitung sejak Januari 2016 paket wisata ini dibuka, hingga akhir tahun 2017 ada sedikitnya 5.000 wisatawan berkunjung. Sampai ada daftar tunggunya," kata Rois.
Keunikan lain dari wisata baru tersebut adalah alamnya yang masih cukup terjaga. Pada pagi hari di puncak Aliantan wisatawan bisa menunggu fajar sambil mendengarkan suara binatang seperti kera siamang yang banyak disana.
Kelompok sadar wisata juga membuat fasilitas seperti papan penjunjuk arah dan hiasan yang bisa digunakan wisatawan untuk berfoto bersama maupun swafoto (selfie).
Berwisata ke tempat itu juga relatif murah karena tarif bisa disesuaikan dengan kemampuan wisatawan. Namun, apabila wisatawan ingin dipandu sekaligus disediakan makan dan bermalam di sana, kelompok sadar wisata mematok harga maksimal Rp50 ribu per orang.
Seorang wisatawan asal Kota Pekanbaru yang pernah mengunjungi Puncak Aliantan mengatakan tempat wisata itu sangat berkesan untuk dikunjungi karena selain alamnya yang indah, juga lokasinya tidak terlalu jauh dari kota.
"Yang paling nikmat lagi, akses telepon di puncak itu masih ada dengan kekuatan 3G jadi kita bisa langsung eksis di media sosial," kata Erfan.