Jakarta (ANTARA) - Sedikitnya sembilan orang tewas dan beberapa lainnya terluka dalam serangan udara Israel di Jalur Gaza pada Selasa malam (28/10), yang menandai pelanggaran baru terhadap perjanjian gencatan senjata, kata sumber-sumber medis.
Sebuah serangan menghantam sebuah rumah di kawasan permukiman Sabra di Kota Gaza yang berada di dalam "garis kuning" dan menewaskan empat orang, sementara beberapa lainnya hilang tertimbun reruntuhan, menurut sumber.
Baca juga: 213 Pasien Gaza Cari Harapan Pengobatan di Luar Negeri
"Garis kuning" mengacu pada zona di mana pasukan Israel telah menarik pasukannya berdasarkan perjanjian gencatan senjata. Garis itu membentang dari Kegubernuran Gaza Utara hingga pinggiran Rafah.
Lima warga Palestina lainnya tewas ketika pasukan Israel menyerang sebuah kendaraan di Khan Younis, yang juga berada di dalam "garis kuning" di Gaza selatan.
Tentara Israel melancarkan rentetan serangan udara dan artileri di Jalur Gaza pada Selasa setelah pemimpin Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan "serangan segera dan kuat" di wilayah kantong itu karena dugaan pelanggaran gencatan senjata oleh kelompok Hamas.
Menurut wartawan Anadolu, serangan udara Israel menghantam kamp pengungsi Shati di sebelah barat Kota Gaza, sementara tembakan artileri menyasar wilayah timur Deir al-Balah di Gaza tengah. Rudal juga menghantam sekitar Kompleks Medis Shifa di Kota Gaza.
Perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas telah diberlakukan di Gaza sejak 10 Oktober berdasarkan rencana perdamaian yang diusulkan Presiden AS Donald Trump.
Fase pertama kesepakatan itu mencakup pertukaran sandera dan tahanan. Fase berikutnya adalah rekonstruksi Gaza dan pembentukan pemerintahan baru tanpa melibatkan Hamas.
Baca juga: Israel Cabut Status Darurat di Selatan, Menandai Era Baru Pasca Serangan Hamas 2023
Israel telah menewaskan lebih dari 68.500 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan melukai lebih dari 170.000 lainnya dalam gelombang serangan mematikan di Gaza sejak Oktober 2023.
Sumber: Anadolu
