Pariaman, (Antarariau.com) - Pemerintah Kota Pariaman, Sumatera Barat, bekerja sama dengan komunitas pencinta alam Tabuik Diving Club membangun jalur penelusuran mangrove menggunakan dana program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dari Depot Pengisian Pesawat Udara Minangkabau.
"Bantuan dana CSR DPPU Minangkabau tersebut merupakan bentuk kepedulian terhadap lingkungan yang bekerja sama dengan beberapa pihak terkait," kata Ketua TDC Pariaman, Aksa Prawira, di Pariaman, Senin.
Komunitas pecinta alam TDC Kota Pariaman juga melakukan penanaman 10 ribu bibit mangrove atau bakau jenis Rhizophora bantuan dana CSR DPPP Minangkabau.
Total penanaman sebanyak 10 ribu bibit mangrove yang dilakukan beberapa tahapan dengan masa pengerjaan selama 40 hari.
Bantuan CSR sebesar Rp350 juta tersebut digunakan untuk pembuatan tracking mangrove mendukung kunjungan wisatawan.
Awalnya pihak TDC mengajukan proposal permohonan bantuan kepada Pertamina untuk pengembangan hutan bakau yang berada di Desa Apar Kecamatan Pariaman Utara.
"Proposal yang diajukan tersebut untuk pengembangan hutan bakau pada 2018, namun pihak Pertamina DPPU Minangkabau mengabulkan pada 2017," ujar dia.
Ia mengatakan konsep jalur hutan bakau yang dibuat tersebut sepanjang 50 meter dengan lebar 1,5 meter di area seluas kurang lebih satu Hektare.
Pembangunan jalur hutan bakau tersebut ditujukan sebagai penyelamatan lingkungan sekaligus destinasi wisata alam terbaru.
Pengerjaan yang dimulai sejak awal Desember 2017 tersebut sudah mencapai 30 persen dan telah didatangkan bibit bakau sebanyak 6.000 batang dari Bengkalis Provinsi Riau.
Sejak 2011, komunitas TDC telah melakukan penanaman kurang lebih sebanyak 100 ribu bibit mangrove di beberapa titik dan diperkirakan hidup sebanyak 95 persen.
Sementara itu salah seorang pegiat lingkungan hidup di daerah itu Citrha Aditur Bahri, mengatakan kurang lebih terdapat lima hektare kawasan pohon bakau di Desa Apar Kecamatan Pariaman Utara.
Menurutnya sebagai kawasan yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah sebagai ekosistem esensial tanaman bakau harus dijaga kelestariannya untuk keseimbangan lingkungan hidup.
Ia menjelaskan keberadaan pohon bakau jenis Rhizophora di Desa Apar memiliki fungsi sebagai penyangga habitat utama berbagai jenis hewan seperti ikan, kepiting bakau, biawak dan lain sebagainya.
Kawasan hutan bakau tersebut merupakan hasil penanaman oleh pemerintah daerah, kelompok pecinta alam TDC, swasta dan masyarakat sejak beberapa tahun terakhir.
Wali Kota Pariaman, Mukhlis Rahman mengatakan akan mengembangkan kawasan hutan bakau yang berada di daerah itu sebagai destinasi wisata.
Ia mengatakan beberapa konsep yang direncanakan yaitu mengembangkan dan menjadikan kawasan tanaman bakau di Desa Mangguang Kecamatan Pariaman Utara sebagai wisata edukasi.
"Konsepnya berbentuk semacam jalur trek bagi pejalan kaki, sehingga wisatawan dapat menikmati keindahan tanaman bakau sekaligus belajar tentang alam," ujar dia.
Dia mengatakan kurang lebih terdapat 10 hektare tanaman bakau yang tersebar di beberapa titik di daerah itu, namun apabila tidak dikelola dan dirawat dengan baik maka keberadaannya akan terancam.
Berita Lainnya
OYO siap luncurkan 50 Vacation Homes dukung target kunjungan wisatawan di Indonesia
21 October 2023 13:00 WIB
Ketua MPR dukung kebijakan larangan kunjungan WNA dari 14 negara
07 January 2022 15:18 WIB
Tarik Kunjungan Wisatawan, Padang Pariaman Bangun Plaza Kuliner Di Pantai Tiram
13 October 2018 15:55 WIB
Israel akan bangun tembok antiterowongan bawah tanah di perbatasan dengan Jalur Gaza
18 December 2023 11:59 WIB
Ditjen Kereta Api telah bangun 1.937 km jalur KA selama 15 Tahun
25 November 2021 15:44 WIB
INKA akan bangun jalur kereta api menghubungkan dua negara Mali dan Senegal di Afrika
10 October 2020 16:34 WIB
Pemkab bakal bangun Museum jalur di Tepian Narosa
05 September 2019 13:14 WIB
Hyundai Akan Bangun Jalur Tes Lurus Terpanjang di Korea Selatan
14 November 2018 10:25 WIB