Pekanbaru (Antarariau.com) - Badan Pusat Statistik menyatakan pada bulan September 2017 Provinsi Riau mengalami inflasi sebesar 0,24 persen, karena adanya kenaikan harga pada enam kelompok pengeluaran.
"Komoditas yang memberikan andil terjadinya inflasi di Riau di antaranya adalah cabai merah, rokok kretek filter, daging sapi, perhiasan emas,obat dengan resep, dan paku," kata Kepala BPS Provinsi Riau, Aden S Gultom di Pekanbaru, Senin.
BPS menyatatkan bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) pada September mencapai 131,90. Dengan demikian Inflasi Tahun Kalender (Januari-September 2017) sebesar 3,01 persen, dan Inflasi "Year on Year" (September 2017 terhadap September 2016) sebesar 5,08 persen.
Inflasi Riau dihitung dari kenaikan harga yang terjadi pada tiga kota, yakni Pekanbaru, Dumai dan Tembilahan (Indragiri Hilir). Dua kota mengalami inflasi, yakni Pekanbaru sebesar 0,30 persen dan Dumai 0,05 persen, sedangkan Tembilahan mengalami deflasi sebesar 0,01 persen.
Inflasi Riau bulan September 2017 terjadi karena adanya kenaikan harga pada enam kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,59 persen, diikuti kelompok kesehatan sebesar 0,45 persen, kelompok sandang sebesar
0,42 persen.
Kemudian kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,18 persen, kelompok bahan makanan sebesar 0,13 persen, dan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,10 persen. Sementara itu, kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi, dan olahraga mengalami deflasi sebesar 0,02 persen.
"Komoditas yang menahan inflasi atau penurunan harga antara lain daging ayam ras, bawang merah, beras, tomat sayur, pepaya, jeruk, dan lain-lain," ujarnya.
Ia menambahkan, dari 23 kota di Sumatera yang menghitung IHK, 16 kota mengalami inflasi, dengan Inflasi tertinggi terjadi di Kota Medan sebesar 1,08 persen, diikuti oleh Sibolga sebesar 0,93 persen, dan Banda Aceh sebesar 0,62 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Dumai sebesar 0,05 persen.
Deflasi terjadi di tujuh kota, dengan deflasi tertinggi di kota Tanjung Pandan sebesar 0,87 persen.
Di Indonesia, dari 82 kota yang menghitung IHK, 50 kota mengalami inflasi, dengan inflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar 1,59 persen, diikuti Manokwari sebesar 1,09 persen, dan Medan sebesar 1,08 persen, dan inflasi terendah terjadi di Kota Depok dan Mamuju masing-masing sebesar 0,01 persen. Deflasi terjadi di 32 kota, dengan deflasi tertinggi di Kota Manado sebesar 1,04 persen, Tanjung Pandan sebesar 0,87 persen, dan Kota Singaraja sebesar 0,78 persen.