Pekanbaru (Antarariau.com) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau menyatakan sebanyak 42,8 juta liter air telah digelontorkan dari helikopter dalam operasi pemadaman kebakaran hutan dan lahan pada Januari-September 2017.
"Operasi pengeboman air dengan menggunakan empat unit helikopter mencapai 42,8 juta liter," kata Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Riau, Jim Gafur di Pekanbaru, Jumat.
Jim yang juga wakil Komandan Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Riau mengatakan operasi pengeboman air melibatkan delapan helikopter.
Delapan helikopter tersebut terdiri dari enam bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sementara dua lainnya bantuan perusahaan swasata.
Enam helikopter BNPB yang siaga hingga akhir status siaga darurat Bolcow 105, MI-171, MI-8MVT, MI-172 seri Vn-8427, MI-172 VN-8428, dan Sikorsky. Selanjutnya dua dari perusahaan merupakan helikopter Superpuma.
Dia mengatakan Sikorsky tercatat sebagai helikopter yang menjadi andalan Satgas dalam menanggulangi Karhutla Riau, dengan total 12,24 juta liter air melalui 3.170 kali operasi pengeboman air.
Selanjutnya MI-8MVT tercatat melakukan 2.438 kali operasi dengan total 9,75 juta liter air dimuntahkan. Sementara MI-172 VN-8427 dan MI-171 masing-masing memuntahkan 5,34 juta liter dan 8,85 juta liter air. MI-172 VN-8428 total 3,5 juta liter air dengan 887 kali operasi.
Selain empat helikopter berukuran raksasa yang sekali terbang mampu mengangkut empat ton air tersebut, juga terdapat helikopter jenis Super Puma bantuan TNI AU serta perusahaan Sinarmas dengan total 2,1 juta liter air dimuntahkan pada titik-titik ap-m
Seluruh helikopter tersebut secara bergantian melakukan penanggulangan Karhutla pada titik-titik api, yang sulit diatasi melalui jalur darat.
Secara umum, ia mengatakan koordinasi yang baik terus dipamerkan oleh Satgas Karhutla Riau dalam upaya merealisasikan Riau bebas asap sepanjang 2017 ini. Satgas yang tersusun dari TNI, Polri, BPBD dan instansi terkait lainnya.
Sementara itu, BPBD Riau menyatakan luas lahan yang terbakar di Provinsi tersebut sepanjang Januari hingga September 2017 mencapai 1.046 hektare.
Secara umum, ia mengatakan luas lahan yang terbakar di Provinsi Riau pada 2017 ini menurun dibanding tahun sebelumnya, yang mencapai 2.348,69 hektare. Sementara pada 2015 lalu, luas lahan terbakar di Riau mencapai lebih dari 5.500 hektare.
Rokan Hilir merupakan wilayah dengan luas kebakaran terparah tahun ini yang mencapai lebih dari 281 hektare. Diikuti Kabupaten Kepulauan Meranti 200 hektare, Pelalawan 139,16 hektare.
Selanjutnya kebakaran cukup besar turut terpantau di Kampar, Indragiri Hilir, Bengkalis, Siak dan Dumai dengan luas antara 50 hingga 80 hektare lebih.
Namun, dari ribuan hektare lahan yang terbakar di Riau, Satgas Karhutla Riau yang turut tergabung didalamnya TNI, Polri dan instansi terkait lainnya berhasil mencegah terjadinya kabut asap tahun ini.
"Tahun ini merupakan tahun ke dua kita bebas asap. Mudah-mudahan hingga akhir tahun ini kita terbebas dari kabut asap," ujarnya.
Provinsi Riau dinilai sejumlah kalangan cukup berhasil mengatasi dan menangani bencana tahunan Karhutla. Sempat mengalami musim terburuk pada 2015, Riau berhasil menerapkan sejumlah skema terpadu dalam mengatasi bencana tersebut.
Diantaranya adalah pembangunan sekat kanal, embung dan menerapkan status siaga di awal tahun yang akan berakhir pada November 2017 mendatang. Dukungan pemerintah pusat dengan mengerahkan helikopter pengebom air juga cukup efektif mengatasi Karhutla di Riau.