Pekanbaru (Antarariau.com) - Ketua Lembaga Perlindungan Anak Provinsi Riau Ester, menyatakan lembaganya kini mendampingi balita berusia 2,6 tahun menderita gizi buruk di Kota Pekanbaru.
"Namanya M Arfa Tajul Falah, kini dirawat di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru," kata Ketua LPA Riau Ester di Pekanbaru, Jumat.
Bayi berusia 2,6 tahun, warga Jalan Limbungan Umban Sari Rumbai anak dari pasangan Safriadi dan Erna Susanti. Menurut dia, balita tersebut kini mulai membaik setelah mendapat perawatan medis.
"Kini kondisinya membaik, setelah 15 hari dirawat," ujar Ester.
Ester bercerita terungkapnya balita gizi buruk ini bermula saat ia berkunjung ke salah satu Puskesmas di Limbungan Umbansari, Rumbai.
Kala itu pihak Puskesmas menerima kunjungan berobat atas nama M Arfa Tajul Falah dalam keadaan demam.
Namun saat melihat kondisinya ternyata juga menderita gizi buruk.
"Maka kami mintakan Puskesmas merujuk balita ini ke RSUD untuk ditangani dan di rawat," terang Ester.
Karena sebut Ester keluarga balita memang tidak mampu dan kurang faham tentang penyakit yang diderita anak mereka.
Mulanya balita ini sudah mulai sakit-sakitan sejak usia 1 tahun. Namun karena jauh dari Puskesmas ada pembiaran tidak dibawa berobat.
"Alasan ibunya bernama Erna tidak ada biaya, lagipula jauh dari Puskesmas atau posyandu," ucap Ester.
Namun ia kini bersyukur karena M Arfa Tajul Falah sudah dirawat dan mendapat tambahan obat-obatan.
"Memang rumahnya jauh ke pelosok dan anak ini tak pernah dibawa ke posyandun," tegasnya.
Ester menjelaskan data LPA mencatat pada 2016 ada enam anak di Pekanbaru ditemukan gizi buruk. 2017 baru satu.
Bahkan sebut Ester enam penderita gizi buruk tahun lalu itu ada yang berasal dari satu keluarga. Dimana dua dari empat anaknya alami penyakit tersebut.
"Sebuah keluarga di Simpang Tiga ada satu keluarga anaknya gizi buruk.Kami sudah menanganinya," tutur dia.
Untuk itu sebutnya kini pihaknya bekerjasama dengan posyandu dan kader serta RT/RW untuk jemput bola ke pinggiran kota agar melaporkan jika ada anak-anak dalam gizi buruk.
Selain melakukan sosialisasi kepada kaum ibu lewat posyandu tentang gizi anak yang harus dipenuhi saat pertumbuhan.
Tidak meski mahal, cukup tahu-tempe, telur, sayuran dan buah yang ada di sekitar lingkungan rumah bisa disajikan sebagai menu gizi anak yang penting tahu cara menyeimbangkannya.
"Saya berharap sudahcukup satu ini gizi buruk. Namun kami tetap masih survey lewat kader posyandu guna mencari anak-anak dalam penyakit tersebut," tambahnya.
Berita Lainnya
Sempat Mengalami Gangguan, BNI Pekanbaru Kini Dapat Beroperasi Normal
28 August 2017 12:30 WIB
Sempat Mengalami Gangguan, "E-Filing" Pajak Pekanbaru Kembali Normal
27 March 2017 21:50 WIB
Pemkot Palu sasar ribuan balita dan bumil untuk perbaikan gizi
16 January 2022 16:57 WIB
Kunjungi balita gizi buruk, Zulaikhah sebut banyak perkembangan
03 November 2021 20:51 WIB
Jesi dan Alexander, kakak beradik penderita gizi buruk asal Nias yang kini hidup di Perawang
12 September 2020 9:45 WIB
Wah, Ancaman hilangnya generasi selama pandemi
31 May 2020 14:42 WIB
Tiga anak Inhil derita gizi buruk, ekonomi jadi satu penyebabnya
02 September 2019 13:37 WIB
Hingga 25 Persen Anak Alami Gizi Buruk, 6 Kecamatan di Rohul Akan Disambangi Kemenkes
07 February 2018 19:45 WIB