Mosul, Irak, (Antarariau.com) - Pasukan keamanan Irak pada Kamis mengambil alih kendali bandar udara internasional Mosul setelah menjalani pertempuran hebat dengan kelompok militan IS, kata seorang sumber pada lembaga keamanan.
Kepolisian federal dan pasukan elit kementerian dalam negeri, yang dikenal sebagai pasukan Tanggap Cepat, telah secara penuh membebaskan bandara di Mosul selatan itu setelah bertempur sengit dengan milisi IS, kata Letnan Jenderal Raid Shakir Jawdat, komandan pasukan kepolisian federal, kepada Xinhua.
Pasukan pemerintah juga telah membebaskan wilayah perkebunan tanaman gula dan bangunan-bangunan tempat tinggal di sekitar bandara, kata Jawdat.
Pertempuran di lingkar dan bandara itu sendiri menewaskan 30 milisi IS dan melukai puluhan lainnya. Pasukan juga menangkap 20 milisi, termasuk warga asing dan warga Arab non-Irak, ungkap Jawdat.
Fasilitas-fasilitas bandara serta landasan pacu berada dalam keadaan rusak karena para milisi garis keras mengebomi semua gedung sebelum mereka mundur, tambahnya.
Sementara itu, pasukan khusus Dinas Kontraterorisme (CTS) telah menguasai sebagian dari pangkalan militer Ghazlani di dekat bandara setelah bertempur dengan para milisi garis keras, kata seorang sumber pada lembaga keamanan kepada Xinhua.
Pada Kamis pagi, Letnan Jenderal Abdul Amir Yarallah dari Komando Operasi mengumumkan dalam suatu pernyataan soal dimulainya serangan pengambilalihan kendali bandara internasional di Mosul serta sebuah pangkalan militer di dekatnya dari kelompok militan IS.
Serangan-serangan pada Kamis tersebut terjadi saat pasukan keamanan Irak mendesak ke arah pinggiran bagian barat Mosul untuk mendorong milisi IS keluar dari benteng utama terakhir mereka di Irak.
Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi, yang juga merupakan panglima tertinggi angkatan bersenjata, pada Minggu mengumumkan bahwa serangan akan dimulai untuk mendesak para milisi garis keras keluar dari wilayah barat Mosul, yang oleh warga setempat dikenal sebagai tepi kanan Sungai Tigris yang membelah kota tersebut.
Pada akhir Januari, Abadi menyatakan wilayah timur Mosul, atau tepi kiri Sungai Tigris, sudah bebas setelah pasukan memerangi milisi IS selama lebih dari 100 hari.
Mosul, yang berada pada 400 kilometer sebelah utara ibu kota negara Irak, Baghdad, berada dalam kendali IS sejak Juni 2014. Milisi mengontrol wilayah itu ketika pasukan pemerintah Irak meninggalkan persenjataan mereka dan melarikan diri sehingga kelompok militan IS dapat mengambil kendali wilayah-wilayah Irak di bagian utara dan barat.