Pekanbaru (Antarariau.com) - Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Riau telah tiga kali mendeportasi tenaga kerja asing (TKA) asal Tiongkok yang kedapatan bekerja di Pekanbaru tanpa dilengkapi izin sepanjang Februari 2017.
"Total yang di deportasi sebanyak 35 orang," kata Kepala Kanwil Kemenkumham Riau, Ferdinan Siagian di Pekanbaru, Kamis.
Ia merincikan, deportasi pertama dilakukan pada Senin (6/2) kemarin. Saat itu, 14 TKA dipulangkan melalui Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru. Sepekan selanjutnya, dua TKA kembali dipulangkan, juga menggunakan jalur udara.
Sementara pada Rabu kemarin (22/2), 19 TKA lainnya dipulangkan secara bertahap ke Beijing menggunakan pesawat China Southern via Bandara Soekarno Hatta, kata Ferdinand.
Para TKA China itu ditemukan petugas imigrasi klas I Pekanbaru dan Dinas Tenaga Kerja dan Kependudukan Riau dari penggerebekan lokasi pembangunan PLTU Tenayan Raya medio Januari 2017 silam.
Hasilnya, petugas menangkap 109 TKA yang sebagian besarnya tidak berizin. Setelah melalui serangkaian pemeriksaan, 88 diantaranya dipastikan tidak memiliki izin, dengan 35 diantaranya telah dipulangkan.
"Masih ada 53 TKA lagi yang diproses. Kalau memang tidak segera diurus izinnya, kita pulangkan saja. Sudah diberikan waktu kenapa tidak digunakan," ujarnya lagi.
Berdasarkan pantauan Antara, mayoritas para TKA Tiongkok itu tidak dapat berbahasa Indonesia. Selama pemeriksaan di Imigrasi, mereka membutuhkan penerjemah. Kemudian, selain tidak memiliki izin kerja dan izin tinggal, para TKA juga tidak mengantongi paspor.
Ferdinan mengatakan paspor para TKA tersebut berada ditangan PT Hypec, selaku perusahaan yang membawa dan bertanggung jawab terhadap mereka selama bekerja di Pekanbaru.
Masalah paspor ini yang juga disebut sebagai salah satu penyebab terlambatnya pemulangan TKA tersebut.
Februari 2017, 35 Orang TKA Bermasalah Telah Dideportasi Dari Riau
