Pekanbaru, (Antarariau.com) - Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru memastikan bahwa Provinsi Riau masih dalam kondisi aman dari kebakaran hutan dan lahan pada awal Februari 2017.
"Potensi hujan di Riau masih cukup tinggi, prediksi kita hingga lima hari mendatang," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Pekanbaru, Slamet Riyadi kepada Antara di Pekanbaru, Rabu.
Slamet mengatakan berdasarkan analisis BMKG, hujan yang disebabkan arah angin dari Barat Laut menuju Tenggara masih menjadi salah satu faktor potensi hujan di Riau.
Meski begitu, dibanding Januari 2017, potensi hujan cenderung menurun. BMKG Pekanbaru memprediksi, musim kering baru akan terjadi pada minggu ke dua Februari 2017 ini. Sehingga ia mengatakan perlu diwaspadai akan potensi kebakaran hutan dan lahan.
"Minggu ke dua Februari sampai pertengahan Maret potensi hujan menurun hingga musim kering. Ini yang perlu diwapadai," jelasnya.
Ia mengatakan wilayah pesisir Riau seperti Rokan Hilir, Dumai, Bengkalis dan Meranti akan lebih dulu memasuki musim kering dibanding wilayah lainnya di Riau pada medio Februari nanti.
BMKG Pekanbaru dalam sepekan terakhir menyatakan keberadaan titik panas terus menurun hingga nihil. Hal itu berbeda dibanding pada medio Januari 2017 lalu. Saat itu belasan titik api terdeteksi satelit yang menyebar di sejumlah kabupaten dan kota di Riau.
Sebagai langkah antisipasi, Pemerintah Provinsi Riau kemudian menetapkan status siaga darurat kabut asap akibat Karhutla hingga 30 April 2016.
Gubernur Riau, Aryadjuliandi Rachman menjelaskan penetapan status tersebut sebagai upaya memaksimalkan pencegahan dan penanggulangan secara terpadu bencana kebakaran hutan dan lahan di Riau.