Popularitas Kopi Liberika Di Pekanbaru Dikalahkan Kopi Robusta

id popularitas kopi, liberika di, pekanbaru dikalahkan, kopi robusta

Popularitas Kopi Liberika Di Pekanbaru Dikalahkan Kopi Robusta

Pekanbaru (Antarariau.com) - Varietas kopi robusta mengalahkan kopi liberika yang ditanam oleh para petani dari Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau untuk pemasaran di Pekanbaru.

"Dalam sepekan, kita bisa habiskan sekitar 30 kilogram kopi robusta didatangkan langsung dari Aceh," ucap barista Atjeh Kupi, Zul Bahri (27) di Jalan Paus Ujung, Pekanbaru, Sabtu.

Ia mengaku penikmat kopi di ibu kota provinsi itu cukup banyak. Baik warga tempat, lalu para pendatang kabupaten/kota di Riau, maupun pengunjung ke "Kota Bertuah", julukan Pekanbaru.

Memang daerah ini telah lama di kenal oleh para penikmat kopi di Tanah Air karena miliki cita rasa tersendiri, tetapi bukan jenis liberika diproduksi petani di Meranti atau Indragiri Hilir.

"Cuma sayangnya liberika Meranti, kami cukup sulit dalam mendapatkan di Riau. Berbeda dengan kopi robusta dari Ule Kareng, Banda Aceh ini," katanya.

Rina (35), karyawan kedai kopi Kimteng, Pekanbaru mengatakan, jenis kopi diolah di tempatnya bekerja adalah robusta dengan masyoritas berasal dari Provinsi Jambi.

Seperti diketahui, mayoritas jenis kopi yang dijual pedangan baik di kedai, warung, pusat-pusat perbelanjaan, dan hotel berbintang di Pekanbaru yakni robusta.

Kopi jenis itu didatangkan dari Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Jambi, Kepulauan Riau dengan bahan baku didatangkan dari Kalimantan, dan sebagian lagi dari Jawa.

"Kopi yang kita seduhkan, merupakan campuran robusta dan arabika. Kalau liberika, kita sangat sulit dapatkan, meski tinggal di Riau," terangnya.

Saat ini petani kopi di Meranti menuturkan, puluhan hektare kebun kopi milik masyarakat di wilayah Kecamatan Rangsang Pesisir telah terendam air laut ketika air pasang.

"Ini mengakibatkan kebun-kebun kopi kami, jadi rusak dan mati. Totalnya sudah puluhan hektare, karena terendam air laut," ucap petani di Desa Bina Sempian, Nyoto.

Data Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kepulauan Meranti tahun 2014 menyebut, abrasi dan diikuti intrusi telah mengorbankan tamanan kopi bagian terluar seperti di Pulau Merbau, Pulau Padang dan Pulau Rangsang total sekitar 1.956 hektare.

"Intrusi air laut telah sebabkan matinya tanaman kopi 135 hektare atau 11,5 persen dari luas kebun kopi di Kedabu Rapat dari total 1.175 hektare," terang Kepala Dishutbun Kepulauan Meranti, Mamun Murod.