Mengenal Kopi Liberika asal Kepulauan Meranti

id Sentra kopi liberika Meranti,kopi meranti,kopi liberika

Mengenal Kopi Liberika asal Kepulauan Meranti

Bupati Kabupaten Kepulauan Meranti Muhammad Adil bersama Direktur Industri Kecil dan Menengah Pangan Furnitur dan Bahan Bangunan Kementerian Perindustrian Riefky Yuswandi dan jajarannya serta pihak terkait lainnya melihat mesin olahan kopi di Sentra Kopi Liberika di Desa Kedabu Rapat, Kecamatan Rangsang Pesisir yang telah diresmikan penggunaannya, Selasa (5/10). (ANTARA/Rahmat Santoso)

Namun sayangnya, kopi yang kita jual ke Malaysia ini bukan hanya dijual di pasar lokal Malaysia saja. Tetapi juga diekspor lagi hingga ke Eropa dengan pengakuan sebagai produk Malaysia,
Selatpanjang (ANTARA) - Sentra Kopi Liberika Meranti yang dibangun menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) diresmikan penggunaannya oleh Bupati Kepulauan Meranti Muhammad Adil, Selasa (5/10).

Hadir dalam peresmian itu, Direktur Industri Kecil dan Menengah Pangan Furnitur dan Bahan Bangunan Kementerian Perindustrian Riefky Yuswandi, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Riau Asrizal dan pejabat lainnya.

Plt Kepala Dinas Perdagangan Perindustrian Koperasi dan UKM Kepulauan Meranti Syahrilmengatakan pembangunan sentra kopiyang beradadi Desa Kedabu Rapat, Kecamatan Rangsang Pesisir, Kabupaten Kepulauan Meranti, itu dalam rangka untuk melakukan percepatan penyebaran dan pemerataan pembangunan industri.

Sentra kopi ini diharapkan bisa memberikan semangat dan kreativitas untuk pelaku usaha dalam meningkatkan produksi kopi. Hal ini sejalan dengan visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati (Adil - Asmar) yakni, menciptakan produktivitas perekonomian masyarakat.

"Tujuan dari pembangunan Sentra Kopi Liberika ini supaya memiliki ruang yang memadai untuk mendukung peningkatan kualitas dan kuantitas kopi," ujar Syahril.

"Selain itu juga untuk meningkatkan produktivitas hasil olahan kopi, memperluas jaringan pemasaran, mempermudah pengembangan, pembinaan kepada pelaku usaha kopi serta menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat dan juga menambah PAD dari sektor perkebunan kopi," jelasnya lagi.

Pembangunan gedung dan ruang produksi Sentra Kopi Liberika Meranti itu dianggarkan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) APBN dan dilaksanakan pada tahun 2021 itu dengan anggaran sebesar Rp2.688.209.000.

Sementara untuk pengadaan mesin dan peralatan sentra telah dilaksanakan pada tahun 2019 dengan anggaran sebesar Rp2.100.000.000. Adapun penerima manfaat dari kegiatan pembangunan sentra adalah masyarakat yang bergabung di bawah koperasi Kopi Liberika Meranti sebanyak 25 kelompok.

"Keberhasilan pembangunan Sentra Kopi Liberika ini tak terlepas dari dukungan berbagai pihak. Semoga pembangunan Sentra Industri Kopi ini membawa kemajuan dan pertumbuhan ekonomi yang baik khususnya bagi masyarakat Rangsang Pesisir," ungkapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Industri Kecil dan Menengah Pangan Furnitur dan Bahan Bangunan (IKM PFBB) Kementerian Perindustrian Riefky Yuswandi mengatakan, Industri Kecil dan Menengah (IKM) pangan yang kini tercatat mencapai 1,68 juta unit usaha atau 38,27 persen dari total unit usaha IKM. Hal ini tentu telah memberikan sumbangsih dalam kemajuan industri pangan nasional dan memainkan peran penting dalam perekonomian Indonesia.

Ia mengatakan Indonesia merupakan negara terbesar ke empat yang memproduksi biji kopi setelah Brasil, Vietnam, dan Kolombia. Pada 2020, produksi biji kopi Indonesia mencapai 773,4 ribu ton, dengan jumlah ekspor biji kopi sebesar 375,7 ribu ton, meningkat 5,58 persen dibandingkan pada tahun 2019. Adapun secara nilai, ekspor biji kopi pada tahun 2020 memberikan devisa sebesar 809,7 juta dolar AS, mengalami penurunan sekitar 7,23 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Sebagai pengakuan akan kopi khas Indonesia, saat ini telah terdaftar 32 Indikasi Geografis (IG) kopi, dimana salah satu di antaranya adalah Kopi Liberika Rangsang Meranti yang berasal dari Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau, yang telah mendapat sertifikasi IG sejak tahun 2016. Sementara itu varietaskopijenis liberika asal Pulau Rangsang itu juga sudah dilepas yang diberi namaLiberoitKompositMeranti.

"Di antara dominasi kopi jenis arabika dan robusta dalam daftar kopi tersertifikasi IG, Kopi Liberika Rangsang Meranti bersama Kopi Liberika Tunggal Jambi mampu menunjukkan kualitas dan cita rasa kopi liberika yang mampu bersaing dengan kopi jenis arabika dan robusta," ungkap Riefky Yuswandi.

Mengenai program revitalisasi dan pembangunan sentra IKM melalui mekanisme DAK, sambung Riefky, telah dilaksanakan sejak tahun 2016 silam sampai dengan saat ini. Respon daerah terhadap program ini sangat luar biasa, dimana hal ini dapat dilihat dengan semakin banyaknya daerah yang mengajukan proposal dari tahun ke tahun.

Namun dikarenakan keterbatasan anggaran yang dimiliki pemerintah maka tidak semua daerah yang mengusulkan proposal terkait revitalisasi dan pembangunan sentra dapat disetujui. Semakin tahun sistem penilaian proposal semakin ketat dan bersifat beauty contest.

"Dikarenakan adanya penghematan anggaran pada tahun 2020 yang lalu akibat pandemi COVID-19, kegiatan ini sempat mengalami penundaan penyelesaiannya. Dan akhirnya, syukur Alhamdulillah kita dapat menyelesaikan revitalisasi sentra IKM kopi Liberika ini pada tahun 2021," tuturnya.

"Total anggaran untuk program revitalisasi sentra ini adalah sebesar Rp5,39 miliar yang digunakan untuk pembangunan ruang produksi, pengadaan mesin dan peralatan pengolahan kopi, peralatan laboratorium mini, dan peralatan ruang power," ungkapnya lagi.

Sementara Bupati Adil menyebutkan, saat ini kopi Liberika telah menjadi potensi sumber daya alam untuk mendongkrak ekonomi masyarakat Meranti dari sektor perkebunan, setelah sagu, kelapa dan pinang.

Karakteristik dan keunikan yang dimiliki oleh kopi liberika Meranti seperti aroma yang khas, bentuk buah yang lebih besar dan aman untuk lambung jika dikonsumsi menjadikan nilai jual kopi ini meningkat dan diminati pasar domestik maupun luar negeri.

Saat ini permintaan pasar dari Malaysia atas kopi Liberika Meranti ini telah bermula sekitar tahun 1985. Bahkan sejak tahun 1990, 80 persen hasil perkebunan kopi Liberika ini dijual ke Malaysia lewat aktifitas lintas batas.

"Namun sayangnya, kopi yang kita jual ke Malaysia ini bukan hanya dijual di pasar lokal Malaysia saja. Tetapi juga diekspor lagi hingga ke Eropa dengan pengakuan sebagai produk Malaysia. Hal ini tentunya harus menjadi perhatian kita bersama, bagaimana kopi Liberika Meranti ini bisa merambah pasar internasional tersebut," kata Adil.

Bupati juga mengapresiasi kepada Masyarakat Peduli Kopi Liberika Rangsang Meranti (MPKLRM). Lembaga yang tumbuh atas dasar persamaan visi dan misi untuk menjaga ciri khas dan kualitas produksi kopi Liberika Rangsang Meranti.

"Saya menyampaikan penghargaan kepada kawan-kawan Disdagperinkop-UKM Kepulauan Meranti yang bertindak atas nama Pemkab untuk membantu memfasilitasi dan sebagai koordinator perpanjangan tangan masyarakat dalam mendapatkan berbagai program pemerintah pusat dan provinsi dalam rangka pengembangan Kopi Liberika Meranti," pungkasnya.