Lima, Peru (Antarariau.com)- Terpilihnya Donald Trump menjadi presiden Amerika Serikat telah memicu pertanyaan mengenai penghormatan bagi norma demokrasi di dalam negeri, karenanya Presiden Barack Obama mengangkat masalah demokrasi pada Sabtu (19/11) dan meminta para pemimpin dunia memberi penggantinya kesempatan.
Berbicara kepada para pemuda Amerika Latin di Lima, Peru, Obama berpendapat bahwa demokrasi dan pembangunan berjalan berdampingan, dan bahwa pemerintahan otoriter pada akhirnya akan gagal.
Dengan Tiongkok dan Rusia dipandang sebagai pihak yang paling banyak mendapat keuntungan dari kemenangan Trump dalam pemilihan umum, Obama mengakui bahwa sejumlah pertanyaan diajukan mengenai keunggulan demokrasi setelah Perang Dingin.
"Setelah satu dekade di mana kita menyaksikan semakin banyak negara yang mengadopsi praktik demokrasi, Anda saat ini mulai melihat beberapa pencapaian berbalik," kata Obama.
Namun, dia menambahkan, pemerintah yang menindas oposisi, yang tidak mengharapkan aturan hukum atau pengadilan independen, ditakdirkan gagal.
"Seiring berjalannya waktu, pemerintah semacam itu gagal dan ekonomi mereka hancur," katanya, sementara mengakui bahwa "demokrasi bisa membuat frustasi."
Obama berada di Peru untuk menghadiri konferensi tingkat tinggi pemimpin Asia-Pasifik, perhentian terakhirnya dalam kunjungan luar negeri terakhirnya.
Dia menghadapi rentetan pertanyaan tentang Trump, yang janji kampanyenya mengancam akan mencabut komitmen Amerika Serikat selama puluhan tahun kepada NATO dan kewajiban pertahanan di Asia.
Trump juga menentang kesepakatan perdagangan 12 negara Pasifik dan didukung oleh sejumlah sekutu utama seperti Jepang.
"Amerika Serikat adalah negara besar sehingga sesudah pemilihan umum orang-orang bisa ikut merasakan ketidakpastian," kata Obama.
"Akan penting bagi semua orang di seluruh dunia untuk tidak langsung mengambil penilaian segera, tapi memberi presiden terpilih ini kesempatan."
"Sehubungan dengan Amerika Latin, saya memperkirakan tidak akan perubahan besar dalam kebijakan pemerintahan yang baru," katanya, menggaungkan posisi pemerintah bahwa keterpilihan Trump tidak mengubah kepentingan fundamental Amerika Serikat.
"Bagaimana Anda berkampanye tidak selalu sama dengan cara anda memerintah, katanya sebagaimana dikutip kantor berita AFP.
Berita Lainnya
PPP Bengkalis berikan dukungan ke Kasmarni
14 January 2020 11:16 WIB
Nur Asia, Istri Sandiaga Uno berikan dukungan moral kepada Dhani
26 February 2019 10:03 WIB
Tim Panah Putra Indonesia Hadapi Korea, Menpora Imam Nahrawi Hadir Berikan Dukungan Langsung
26 August 2018 9:20 WIB
BPTP Riau Berikan Dukungan Inovasi Teknologi Untuk Pengembangan Pertanian Perbatasan
18 November 2017 19:45 WIB
Trump Berikan Pernyataan Dukungan Untuk Anaknya Melalui Twitter
13 July 2017 11:35 WIB
Tokoh Masyarakat Meranti Berikan Dukungan Untuk Syamsuar Maju Pilgub
20 April 2017 20:15 WIB
Presiden Suriah: Negara Barat Berikan Dukungan Untuk Pelaku Teror
09 January 2017 10:25 WIB
Mayoritas Pendukung Tidak Tahu Kapan Berikan Dukungan
22 February 2011 11:38 WIB