PLTG Tenayan Raya Dapat Membantu Atasi Krisis Listrik Riau

id pltg tenayan, raya dapat, membantu atasi, krisis listrik riau

PLTG Tenayan Raya Dapat Membantu Atasi Krisis Listrik Riau

Pekanbaru (Antarariau.com) - Proyek Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) berkapasitas 250 Mega Watt (MW) di Tenayan Raya, Pekanbaru, bisa mengatasi krisis listrik di Provinsi Riau.

"Memang PLTG 250 MW, saat ini sedang proses tender. Pada tahap dalam proses bidding (penawaran harga) oleh PLN pusat." ujar Direktur Perusda Pembangunan Pekanbaru, Heri Susanto di Pekanbaru, Rabu.

Pihaknya menyakini kapasitas pembangkit 250 MW bisa menutupi kekurang energi listrik di Riau terutama pada saat beban puncak mulai pukul 18.00 Wib hingga 22.00 Wib.

Selama ini, provinsi tersebut mengandalkan pasokan listrik dari Provinsi Sumatera Barat melalui sistem interkoneksi dengan kebutuhan energi itu di Riau sempat tembus 600 MW.

Kemampuan pembangkit di Riau menurun dratis setelah PLTA Koto Panjang di Kampar berkapasitas 114 MW tidak beroperasi maksimal akibat debit air dibawah batas minimal.

Total sejumlah pembangkit listrik di provinsi itu saat ini cuma 274, 9 MW. Terdiri PLTG Teluk Lembu di Pekanbaru 145,2 MW dan Balai Pungut di Duri, Bengkalis 129,7 MW.

"Kami menaruh harapan besar, bisa dapatkan proyek pengerjaan listrik tenaga gas ini. Selain bawa keuntungan bagi pendapatan daerah, juga atasi krisis listrik yang selama ini dialami Pekanbaru," ucapnya.

Pihaknya mengaku, telah menggandeng PT Indojaya Nusantara Investama untuk ikut lelang tender membangun PLTG berkapasitas total 420 MW dengan lokasi di Tenayan Raya.

Indojaya, katanya, menanggung semua biaya pembangunan proyek senilai Rp4 triliun dan proyek PLTG ini menempati lahan seluas 10 hektare.

Agar memudahkan jalinan kerja sama tersebut, kedua perusahaan ini akan membangun perusahaan patungan bernama PT Sarana Pekanbaru Energi.

"Pembagian sahamnya, 90 persen merupalan milik Indojaya dan sisanya 10 persen milik Perusda Pembangunan," tutur dia.

Ia tambahkan, pembangunan PLTG 250 MW ini akan memakan waktu kerja selama 22 bulan. "Gas digunakan bagi pembangkit ini, dialirkan dari Palembang," terang Heri.

Syahrial Abdi, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Riau mengklaim, dari berbagai wilayah di Riau total mengalami kekurangan daya listrik PLN sekitar 80 MW.

"Sampai saat ini, berbagai kabupaten/kota di Riau terjadi pemadaman. Kita perkirakan total di provinsi ini alami krisis sekitar 80 MW," ucapnya.

Menurutnya, pemadaman listrik tak hanya terjadi pada waktu beban puncak atau mulai pukul 18.00 Wib sampai 22.00 Wib, tetapi di siang hari.

Lamanya waktu pemadaman dilakukan PLN setempat, lanjutnya, bisa mencapai tujuh jam dalam satu hari seperti terjadi di wilayah pesisir Riau yakni Pulau Bengkalis.

"Padahal defisit listrik ini, bisa saja diatasi. Jika PLN khususnya di wilayah Riau serius melakukan pembenahan", katanya.