Salo Timur (Antarariau.com) - Kepala Puskesmas Salo, dr. Siti Valiani dan Kepala Desa Salo Timur, Said Abdullah menjenguk dua orang balita gizi buruk yang hidup berpindah-pindah.
"Dua balita ini, Putra umur 4 tahun dan Putri umur 3 tahun, keduanya pernah dirawat di Rumah Sakit Umum Bangkinang sekitar lima minggu lalu," kata Kapus Salo, dr. Siti Valiani datang menjenguk warga ini bersama Kades dan pegawai Puskesmas yang memeriksa setiap minggu kondisi balita itu.
Dia jelaskan Yani sapaan akrab Kapus ini, bahwa pihak Puskesmas melakukan pengecekan kepada balita itu seminggu sekali sejak mereka menetap di Salo, juga memberi makanan tambahan serta kebutuhan lainnya.
Mereka adalah anak pasangan Selfi (26) dan Muslek (31). Bersama tiga orang anaknya mereka hidup di rumah kontrakan di Desa Salo Timur bersama orang tua angkatnya, Nurlina.
Menurut cerita Nurlina, Selfi ditemukan saat dia masih berumur 29 tahun di jalanan, mereka hidup terlantar menjadi korban tsunami Aceh, "Saya temukan mereka di jalanan saat saya di Medan," kata orang tua angkatnya ini.
Kemudian mereka merantau sampai ke Bangkinang Kota sejak enam tahun lalu, "Mereka hidup berpindah-pindah, ketika masa kontrak rumahnya habis pindah lagi dan ditinggalkan begitu saja," ujarnya.
Nurlina dan Muslek kesehariannya adalah pencari kara-kara, atau sampah-sampah plastik seperti botol-botol dan cangkir plastik yang dikumpulkan setiao hari, lalu mereka jual ke rombengan.
"Sehari saya dapat uang Rp60 ribu, saya belikan untuk makan anak-anak dan isyri saya," aku Muslek kepada rombongan Kapus dan Kades ini.
Dari data Kartu Keluarga, sebelumnya mereka tinggal di Desa Kumantan, namun setelah kedua anak mereka sempat dirawat di RSU, mereka memikih tinggal di Salo Timur. Karena itu menjadi tanggungjawab pemerintah desa san Puskesmas Salo untuk memantau perkembangan anak gizi buruk ini.
Said Abdullah menyampaikan bahwa pihak desa sudah memberikan perhatuan kepada balita gizi buruk ini, bahkan mereka suda diberitahukan kepada pemerintah Kabupaten Kampar, "Pihak Dinas Sosial juga memberikan bantuan berupa sembako kepada mereka, hanya saja konon suami Selfi ini tidak sepenuhnya memberikan perhatian kepada hidup anak istrinya, hasil jual kara-kara kerap dibawa untuk berjudi sehingga perkembangan gizi balita ini menjadi buruk," jelas Kades.
"Mudah-mudahan setelah saya memberikan nasehat dan pemahaman agar lebih mengutamakan keluarga dan tidak berjudi lagi, Muslek bisa berubah," ujarnya.
Saat rombongan tiba, terlihat Selfi tengah tidur bersama anak-anaknya, bau kotoran menyengat di dalam rumah petak kecil itu bersumber dari celana Putra anak petamanya. Pasangan ini seminggu yang lalu baru saja mendapat anak ketiga. Kapus Salo bersama pegawainya yang ada disana memberikan suntik KB, supaya tidak terlalu rapat dan banyak anak. (Adv)