Pekanbaru (Antarariau.com) - Kantor Perwakilan BI Provinsi Riau, mencatat sektor perdagangan dan pertanian memberikan pengaruh besar terhadap perolehan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Riau pada triwulan II-2016.
"Pada triwulan II-2016 kontribusi sektor perdagangan tercatat sebesar 5,98 persen atau meningkat dibandingkan triwulan I 2016 yang tercatat hanya 4,93 persen. Sama halnya untuk sektor pertanian juga mengalami kenaikan," kata Pimpinan Kantor Perwakilan BI Provinsi Riau Ismet Inono dalam laporannya di Pekanbaru, Jumat.
Sektor perdagangan dan pertanian merupakan bagian dari empat pangsa lapangan usaha utama di Riau yang memberikan pengaruh besar terhadap PDRB daerah itu selain sektor industri pengolahan dan pertambangan.
Menurut dia, dari evaluasi PDRB dari sisi sektoral, peningkatan kinerja dari sektor perdagangan terutama didorong oleh peningkatan subsektor perdagangan mobil, sepeda motor dan reparasi.
Peningkatan ini, katanya, tercermin oleh peningkatan indeks penggunaan penghasilan untuk barang transpor, kredit durable goods, dan perbankan di Riau juga mengalami peningkatan.
"Sama halnya dengan pertanian mengalami peningkatan dari triwulan II 2016 sebesar 4,31 persen atau naik dibandingkan triwulan I 2016 yang tercatat sebesar 3,18 persen," katanya.
Ia mengatakan meningkatnya sektor pertanian didorong oleh peningkatan perkebunan akibat peningkatan produksi seiring meningkatnya harga CPO global dan TBS lokal meskipun masih terbatas. Juga diindikasikan terjadi peningkatan kredit perkebunan kelapa sawit.
Sementara itu untuk sektor industri pengolahan sedikiti melambat yang didorong oleh kontraksi industri batubara, pengilangan migas, industri karet, dan perlambatan kinerja industri CPO.
Namun demikian, katanya, industri pupl and paper justru menjadi faktor pendorong kinerja sektor industri pengolahan ini.
"Dari sektor pertambangan pada triwulan II 2016 tercatat minus 4,35 persen dan triwulan I 2016 juga minus 2,95 persen," katanya.
Artinya kinerja sektor pertambangan semakin terkontraksi bersumber dari penurunan kinerja pertambangan migas akibat berkurangnya minyak bumi dan keterbatasan perusahaan untuk melakukan eksplorasi dan investasi ditengah melemahnya harga, katanya.