Pekanbaru (Antarariau.com) - Komandan Resor Militer 031/WB Brigadir Jenderal Nurendi menyatakan personil yang tergabung dalam satuan tugas siaga darurat kebakaran hutan dan lahan Provinsi Riau selain Polri diberi kewenangan untuk menyegel lahan yang terbakar.
"(Konsep) itu sudah diterima pihak kepolisian, kan membantu kepolisian juga. Sudah kita instruksikan untuk memasang," kata Brigjen Nurendi kepada Antara di Posko Satgas Karhutla Riau, Pekanbaru, Kamis.
Penyegelan yang dilakukan oleh personil gabungan Satgas Karhutla tersebut berupa pemasangan papan pemberitahuan yang bertuliskan "Lahan dilarang diolah - Satgas Karhutla, demikian kata Nurendi.
Konsep tersebut awalnya disampaikan oleh Komandan Lanud Roesmin Nurjadin, Marsekal Pertama Henri Alfiandi dalam rapat evaluasi Karhutla pekan lalu. Menurutnya, Karhutla yang masih dan terus meluas di Riau saat ini disebabkan belum terciptanya efek jera terhadap pelaku pembakar lahan.
Hal itu berbeda dibandingkan dengan kondisi di Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN). Ia mengatakan Karhutla di TNTN hampir dipastikan tidak ada sama sekali setelah TNI AU melakukan aksi nyata dengan membakar barak-barak di hutan milik negara tersebut.
Untuk itu, Henri meminta agar personil Satgas Karhutla seperti TNI, BPBD, Manggala Agni dapat turut serta membantu tugas polisi dengan menyegel lahan agar tercipta efek jera.
Menanggapi konsep tersebut, Brigjen Nurendi selaku komandan Satgas siaga darurat Karhutla Riau merespons positif dan telah berkoordinasi dengan Polisi.
Selain menyegel lahan, ia mengatakan pihaknya juga akan mendokumentasikan dan mendata koordinat lahan yang terbakar tersebut. Selama dalam penyegelan, lahan itu diharamkan untuk diolah. Sementara, polisi bisa langsung melakukan penyelidikan pada lahan yang terbakar itu.
"Pemilik lahan pasti kembali, dan yang tidak terima silahkan komunikasi. Kita akan pantau terus, masyarakat dan media juga silahkan bantu kita memantaunya agar memberikan efek jera," tegasnya.
Ia mengatakan, upaya penyegelan lahan itu telah dilakukan baru-baru ini di wilayah Rokan Hilir dan Taman Nasional Tesso Nilo Pelalawan. Dalam waktu dekat, Ia akan memerintahkan personil Satgas Karhutla di wilayah lain untuk melakukan hal serupa.
Nurendi mengaku geram dengan ulah pembakar lahan yang terus menerus melakukan aksi tidak terpuji itu. Bahkan, ia menilai para pembakar lahan sudah memiliki pola tertentu seperti membakar lahan pada saat akhir pekan atau petugas sedang tidak bertugas.
Meski begitu, ia menegaskan dirinya akan terus memimpin Satgas siaga darurat Karhutla Riau yang merupakan gabungan Pemprov Riau, TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni dan Masyarakat Peduli Api (MPA) untuk mencegah dan menanggulangi kebakaran lahan.