Yogyakarta (Antarariau.com)- Tim mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) membuat bioplastik dari pati gadung dan gembili yang termasuk umbi-umbian.
"Melalui sebuah penelitian, kami berhasil membuat bioplastik ramah lingkungan dari bahan yang belum banyak dimanfaatkan," kata koordinator tim Dita Ardwiyanti di Yogyakarta, Rabu.
Menurut dia, selama ini singkong, ubi jalar, kentang, dan sagu merupakan bahan baku yang mendominasi pangsa pasar bioplastik, sedangkan gadung dan gembili belum banyak dimanfaatkan.
"Gadung dan gembili mengandung karbohidrat dengan kadar yang cukup tinggi. Hal itu mengindikasikan bahwa kandungan pati di dalamnya juga cukup tinggi karena pati merupakan karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air," katanya.
Ia mengatakan kandungan karbohidrat dalam gadung dan gembili secara berturut-turut adalah 23,5 persen dan 31,3 persen.
"Dengan tingginya kandungan karbohidrat, umbi-umbian yang termasuk salah satu aspek kearifan lokal DIY itu dapat diperkenalkan kepada masyarakat dalam bentuk bioplastik," katanya.
Menurut dia, prosedur penelitian meliputi pembuatan ekstrak pati, pembuatan bioplastik dengan metode blending, uji swelling, dan uji biodegradasi.
Karakteristik bioplastik pati umbi gadung dan gembili yang telah diidentifikasi dalam penelitian antara lain sifat mekanik, kuat tarik, dan perpanjangan putus.
"Kuat tarik tertinggi dimiliki oleh bioplastik pati gadung dengan formulasi gliserol 3 ml dan perpanjangan putus tertinggi dimiliki oleh bioplastik pati gadung dengan formulasi gliserol 7 ml," katanya.
Untuk ketahanan terhadap air, kata dia, semakin tinggi derajat penggembungan bioplastik, semakin mudah bioplastik tersebut menyerap air.
Derajat penggembungan tertinggi dimiliki oleh bioplastik pati gadung dengan formulasi gliserol 7 ml dan bioplastik pati gembili dengan formulasi gliserol 7 ml.
Selain itu, dapat diketahui juga bahwa derajat penggembungan pati gembili pada semua formulasi gliserol lebih tinggi daripada derajat penggembungan pati gadung.
Ia mengemukakan bioplastik pati gadung yang paling cepat terdegradasi dalam waktu 6 hari adalah bioplastik dengan formulasi gliserol 7 ml. Bioplastik pati gembili yang paling cepat terdegradasi dalam waktu 6 hari adalah bioplastik dengan formulasi gliserol 7 ml.
"Selain itu, dapat diketahui pula bahwa bioplastik pati gembili lebih cepat terdegradasi daripada bioplastik pati gadung," katanya.
Anggota tim Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian (PKMP) itu adalah Hesti Kurniawati, Ide Engga Yonanda, Nurlina Rafidah, dan Donna Meylinda.
Berita Lainnya
Izin Tak Lengkap Menara Telekomunikasi Disegel Aparat
03 April 2017 15:30 WIB
Jokowi Jenguk Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Hasyim Muzadi
15 March 2017 11:05 WIB
Pemko Batu Alokasikan Rp4,3 Miliar Untuk Bantu Ibu Hamil
07 February 2017 10:50 WIB
Liburan Imlek, Pantai Selatbaru di Bibir Selat Malaka Dipadati Pengunjung
29 January 2017 21:40 WIB
Jalani Pemeriksaan Di Imigrasi Pekanbaru, TKA Ilegal Mengaku Stres
18 January 2017 16:55 WIB
Pelajar Sekolah Di Inhil Banyak Yang "Ngelem"
13 January 2017 6:15 WIB
Sejumlah Produk Kosmetik Dan Makanan Kadaluarsa Disita Pihak Polres Bengkalis
16 December 2016 23:15 WIB