Harga Kelompok Makanan Naik Jelang Ramadan, Inflasi Riau 0,20 Persen

id harga kelompok makanan naik jelang ramadan inflasi riau 020 persen

Harga Kelompok Makanan Naik Jelang Ramadan, Inflasi Riau 0,20 Persen

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Badan Pusat Statistik menyatakan Provinsi Riau pada Mei 2016 di Riau terjadi inflasi sebesar 0,20 persen, dengan kelompok makanan menjadi pemberi sumbangan inflasi tertinggi.

"Masuk dalam kelompok makanan juga minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,58 persen dengan andil 0,12 persen," kata Kepala BPS Provinsi Riau, Mawardi Arsad di Pekanbaru, Rabu.

BPS menghitung inflasi di Riau berdasarkan tingkat inflasi di Kota Pekanbaru, Dumai dan Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir.

Menurut dia, komoditas utama yang mengalami inflasi dan memberikan andil terbesar pada kelompok ini adalah gula pasir, rokok kretek, nasi dengan lauk, rokok putih, rokok kretek filter, dan lain sebagainya.

Kemudian diikuti kelompok pengeluaran transportasi (termasuk komunikasi dan jasa keuangan) sebesar 0,46 persen dengan andil 0,08 persen.

"Kelompok transportasi mengalami kenaikan akibat orang Pekanbaru yang cenderung bepergian ke Bandung, Batam, Sumbar, Medan dengan tingkat mobilitas mengalami kenaikan," katanya.

Ia menyebutkan posisi inflasi Riau sebesar 0,20 persen itu sekaligus menggambarkan terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 122,28 pada April 2016 menjadi 122,52 pada Mei 2016. Untuk tingkat deflasi tahun kalender tercatat sebesar 0,45 persen, sedangkan tingkat inflasi tahun ke tahun / year on year sebesar 2,19 persen.

"Inflasi Riau juga dipicu oleh kelompok sandang sebesar 0,36 persen dengan andil 0,02 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,09 persen dengan andil 0,004 persen, serta kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,02 persen dengan andil 0,001 persen," katanya.

Sementara itu dua kelompok pengeluaran lainnya mengalami penurunan indeks harga atau deflasi yaitu kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,12 persen dengan andil 0,03 persen, dan kelompok bahan makanan sebesar 0,02 persen dengan andil 0,01 persen.

Dari 23 kota di Sumatera yang menghitung IHK, 16 kota mengalami inflasi. Adapun inflasi tertinggi terjadi di Kota Tanjung Pandan sebesar 1,30 persen, diikuti oleh Jambi sebesar 0,89 persen dan Bengkulu sebesar 0,88 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Bandar Lampung dan Kota Dumai masing-masing sebesar 0,06 persen.

Deflasi terjadi di 7 Kota lainnya dengan deflasi tertinggi terjadi di kota Bungo sebesar 0,91 persen. Dari 10 ibukota Provinsi di Sumatera, inflasi tertinggi terjadi di Jambi, Bengkulu, dan Banda Aceh.