Pekanbaru, (Antarariau.com) - Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman meminta aksi restorasi gambut yang diprakarsai oleh Badan Restorasi Gambut Indonesia bisa meningkatkan sosial ekonomi masyarakat di Provinsi Riau, khususnya untuk mengembangkan sagu sebagai komoditas andalan.
"Masyarakat Riau berharap bagaimana rencana restorasi gambut ini meningkatkan sosial ekonomi masyarakat setempat, untuk mengembalikan fungsi gambut ditanami tanaman aslinya, dalam hal ini untuk restorasi di Kepulauan Meranti ada komoditas sagu yang cocok untuk dikembangkan," kata Arsyadjuliadi Rachman di Pekanbaru, Selasa.
Ia berharap dalam lima tahun ke depan, Riau bisa menjadi sentra produksi sagu yang maju dalam teknologinya. "Perlu ada kelanjutan ekonomi, yakni hilirisasi komoditas tersebut," ujarnya.
Pemprov Riau menilai, pemilihan Kabupaten Kepulauan Meranti sebagai lokasi pertama program restorasi gambut secara nasional bisa menjadi peluang untuk pengembangan sagu yang sudah turun-temurun ditanam masyarakat setempat. Menurut dia, Pemprov Riau juga mendorong agar kalangan bisnis pariwisata dan perhotelan untuk gencar mempromosikan sagu dalam setiap kesempatan.
"Dari tiap tamu yang datang harus memanfaatkan kesempatan untuk menyuguhkan sagu, baik itu tamu kenegaraan maupun tamu reguler yang datang. Saya pun bagian dari marketing untuk ikut promosikan sagu," katanya.
Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) Nazir Foead yang turut hadir dalam kesempatan itu mengatakan, pihaknya akan serius menindaklanjuti nota kesepahaman (MOU) yang sudah terjalin dengan pemerintah daerah dan 11 perguruan tinggi di daerah yang memiliki kawasan gambut.
Ia mengatakan saat ini sudah ada sejumlah lembaga dan universitas dari Jepang yang datang ke Riau untuk melakukan riset restorasi gambut. Lembaga itu antara lain Universitas Kyoto, Universitas Hokkaido, Research Institute for Humanity and Nature (RIHN) dan national Institutes of the Humanities (NIHU). Kerjsama ini dilakukan sebagai salah satu upaya melindungi gambut Riau yang luasnya mencapai 5,7 hektare.
"Keberlanjutan dan keseriusan dalam memelihara dan melestarikan gambut di Riau menjadi dsar kerjasama kami dengan sejumlah perguruan tinggi di Indonesia dan Jepang. Kami ingin jadikan Riau sebagai pusat riset gambut tropis dunia," katanya.
Ia berharap perguruan tinggi di Riau dan pemerintah harus memastikan benar pelibatan masyarakat di dalamnya agar riset juga dapat membawa manfaat secara ekonomi bagi masyarakat sekitarnya.
"Saya pikir ini bagian dari semangat restorasi, bukan hanya memulihkan gambut tetapi juga memanusiakan manusia disekitarnya," kata Nazir Foead.