Kasus kekerasan pelajar SMAN 9 Pekanbaru, Gubri minta diselesaikan dengan kekeluargaan

id Gubernur Riau, kasus kekerasan pelajar, penyelesaian secara kekeluargaan

Kasus kekerasan pelajar SMAN 9 Pekanbaru, Gubri minta diselesaikan dengan kekeluargaan

Ilustrasi - Anti perundungan atau bullying. ANTARA/Nadilla

Pekanbaru, (ANTARA) - Gubernur Riau Abdul Wahid meminta kasus kekerasan terhadap satu orang pelajar Sekolah Menengah Atas Negeri 9 Kota Pekanbaru yang kini terbaring di rumah sakit untuk diselesaikan secara kekeluargaan.

"Saya sudah perintahkan kepala dinas pendidikan untuk diselesaikan. Saya tak mau di dunia pendidikan ada 'bullying-bullying', kalau bisa berdamai dan selesaikan dengan kekeluargaan," kata Abdul Wahid di Pekanbaru , Kamis.

Dia mengatakan pendidikan itu adalah mengedukasi jadi penyelesaian tentu berdasarkan kekeluargaan. Terkait kepala sekolahnya dia mengatakan juga sudah memerintahkan ini ditelusuri dan didalami.

Jika ada tindakan kepsek yang curang atau lalai dia meminta untuk diberhentikan. Akan tetapi kalau itu murni sesama siswa bisa dimaklumi karena itu di luar kontrol.

"Saya dapat informasi kejadian di luar, tetapi ini tanggung jawab sekolah juga," imbuhnya.

Sementara itu, Kepsek SMAN 9 Pekanbaru, Darmina mengklarifikasi bahwa salah satu siswa yang merupakan korban inisial FL tidak dirundung atau dikeroyok oleh siswa lainnya. Akan tetapi adalah kasus duel satu lawan satu antar siswa yakni FL dan M.

Atas kejadian itu, FL harus menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Santa Maria Pekanbaru karena mengalami patah tulang dan lebam di bagian mata kiri.

"Iya benar. Informasi yang kami kumpulkan menyebutkan tidak ada pengeroyokan. Mereka berduel berdua saja, meskipun tetap saja itu tindakan yang salah dan tidak dapat dibenarkan," ujarnya.

Darmina mengatakan, jika pihak sekolah sudah memanggil kedua siswa yang terlibat beserta orang tuanya untuk dilakukan mediasi. Menurutnya orang tua juga menunjukkan kepedulian dengan bersedia mencari penyelesaian secara baik.

Pewarta :
Editor: Afut Syafril Nursyirwan
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.