Oleh Diana Syafni
Pekanbaru, (Antarariau.com) - Dinas Kesehatan Provinsi Riau menerapkan gerakan satu rumah satu juru pemantau jentik mengantisipasi Demam Berdarah Dengue di daerah setempat.
"Kita sudah buat surat keseluruh kabupaten/kota tentang penerapan satu rumah satu pemantau jentik," kata Kepala Diskes Provinsi Riau Andra Sjafril di Pekanbaru, Rabu.
Lebih lanjut ia menjelaskan berharap seluruh kabupaten/kota melaksanakan gerakan tersebut dan menerapkan di setiap rumah.
Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Pekanbaru tercatat sudah 500 warga setempat terserang penyakit demam berdarah dengue selama Januari hingga April 2016.
Lebihlanjut Kepala Diskes Kota Pekanbaru Helda S Munir mengatakan dalam empat bulan di sepanjang 2016 jumlah kasus tersebut sudah menyamai kasus selama 2014.
"Angka DBD terus bertambah di Pekanbaru sejak Januari hingga April sudah mencapai 500 kasus," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru Helda S Munir, di Pekanbaru, Rabu.
Ia mengaku sulit untuk memberantas penyakit tersebut saat ini karena beberapa faktor.
Pertama akibat cuaca dan iklim yang mendukung perkembangbiakan nyamuk "aedes aegypti" sebagai penyebar DBD.
"Hujan bergantian dengan suhu panas menjadi sasaran empuk nyamuk bertelur," katanya.
Selanjutnya, pola hidup masyarakat yang kurang mempedulikan kebersihan lingkungan juga mendukung sarang nyamuk bermunculan.
"Selain itu kami menilai resistensi nyamuk "aedes aegypti" meningkat akibat seringnya dilakukan fogging," tuturnya.
Ia juga mengatakan Pekanbaru yang merupakan wilayah perlintasan dan mobilitas penduduknya tinggi sangat rawan terbawa atau membawa bibit DBD didalam tubuh.
Selain penyebaran yamuk juga sudah mulai merata.Namun demikian ia berharap pemberantasan nyamuk ini dapat dilakukan dengan gerakan secara bersama-sama oleh masyarakat hingga aparat di tingkat RT/RW.
Gotong-royong membersihkan lingkungan dan menerapkan pola hidup sehat dan bersih adalah cara yang ampuh untuk memberantas nyamuk tersebut.
"Mari kita giatkan pola 3M guna memberantas nyamuk penyebab DBD," ajaknya.
Lonjakan kasus terlihat mulai minggu 10 sudah ada 293 warga positif DBD, dengan peningkatan kasus 400 persen. Jika dibandingkan 2014 jumlah kasusnya sekitar 500 sudah menyamai kondisi saat ini.