Tembilahan, (Antarariau.com) - Petani di Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau lebih memilih menggunakan alat berupa jaring dan perangkap untuk membasmi hama yang mengganggu perkebunan mereka karena dinilai lebih efektif.
"Penggunaan jaring dan perangkap ini tidak hanya efektif tetapi dari sisi lingkungan juga lebih aman dibandingkan dengan penggunaan zat kimia," kata Kepala Seksi Perlindungan Perkebunan Dinas Perkebunan Kabupaten Indragiri Hilir Widodo di Tembilahan, Rabu.
Ia menerangkan jaring dan perangkap ini berupa jaring babi, jaring monyet dan perangkap monyet. Namun untuk hama kecil, petani tetap menggunakan pestisida.
"Babi dan monyet ini dapat merusak berbagai tanaman perkebunan di Indragiri Hilir, seperti tanaman kelapa, kelapa sawit dan tanaman tumpang sari misalnya jagung, babi dan monyet ini dapat memakan umbut tanaman," jelasnya.
Ia memaparkan bahwa pengadaan perangkap monyet pada 2014 lalu tercatat sebanyak 11 unit yang terdiri dari delapan unit untuk desa yang berada di Kecamatan Sungai Batang, dua unit di desa Kecamatan Tanah Merah dan satu unit di Kecamatan Keritang.
"Sedangkan pada 2015, jaring babi telah direalisasikan sebanyak empat unit, perangkap monyet di Kecamatan Gaung dua unit dan perangkap monyet sebanyak empat unit di kecamatan Enok," paparnya.
Selain itu, lanjutnya juga terdapat bantuan berupa alat semprot sebanyak 230 unit di Desa Sungai Perak, 140 unit di Desa Pulau Palas dan pengadaan tombak sebanyak 100 unit.
"Untuk 2016, rencananya akan ada pengadaan jaring babi sebanyak tujuh unit dan jaring monyet satu unit," ucapnya.
Ia menyampaikan efektifnya penggunaan alat-alat ini juga dipengaruhi oleh kemauan petani untuk membasmi hama di kebunnya karena alat ini harus dilakukan dengan cara berburu.
"Saya berharap alat-alat yang telah diserahkan kepada kelompok tani ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya, jangan sampai dijual karena jika kelompok itu sedang tidak menggunakan alat, kelompok lain bisa meminjam alat itu," sebutnya.(ADV)