Tembilahan (ANTARA) - Sairi Permadani, seorang pemuda berhasil mengolah lahan yang dimilikinya menjadi sumber pendapatan yang cukup besar bagi keluarganya.
Di lahan 80 meter persegi yang dimilikinya, pria yang akrab disapa Sairi ini bercocok tanam cabai merah lokal.
“Di sini saya masih menggarap sendiri dari menggemburkan lahan, menyemai, menanam dan memupuk,” kata Sairi kepada Antara, Minggu (23/8).
Sairi mengatakan bahwa di lahan yang berada di Parit 3 B Kelurahan Tempuling ini dirinya baru mampu menanam 2.500 batang pohon cabai merah lokal.
Setelah dua bulan setengah, cabai merah tersebut baru bisa dipanen untuk buah pertama.
Dalam sekali panen, dia mampu memperoleh 40 kilogram hingga 60 kilogram cabai merah lokal.
“Kalau tidak salah sudah lima kali panen. Dari panen pertama sampai saat ini kurang lebih sudah 250 kilogram cabai merah lokal yang saya panen,” bebernya.
Untuk proses panen cabai, pria lulusan Sarjana Ekonomi Universitas Islam Indragiri (Unisi) ini memperkerjakan lima hingga tujuh orang.
“Untuk panen biasa saya dibantu warga di sini. Nanti upah per kilogram panennya saya bayar Rp3.000 per orang. Hitung-hitung bagi-bagi rejeki ke warga-warga sini,” sebutnya.
Sementara untuk pemasaran, untuk saat ini dirinya mengaku hanya menjual ke warung-warung yang ada di Kecamatan Tempuling.
Untuk di pasar, dia mengatakan cabai merah lokal ini kalah pasar dengan cabai dari Sumbar, Jawa dan Lampung.
“Untuk harga sendiri, cabai merah lokal ini mampu dijual hingga ke tangan pedagang kisaran Rp15.000 sampai dengan Rp18.000 per kilogramnya,” tutur anak sulung dari tiga bersaudara ini.
Dia juga bercerita, bahwa sebelum menanam cabai merah lokal ini dirinya sempat menanam cabai rawit namun tidak bertahan lama karena diserang hama.
“Sebelum fokus ke kebun, saya dulunya pernah bekerja di kapal Batam - Malaysia selama beberapa tahun. Karena lelah, saya berhenti dan awal 2019 lalu saya mulai mencoba menanam cabai rawit namun gagal. Cabai yang saya tanam semua diserang hama,” sebutnya.
Pria single kelahiran 1989 ini mengajak semua generasi muda untuk tidak malu untuk berwirausaha di bidang agribisnis.
“Saya berharap kepada pemuda khususnya di Inhil untuk tidak malu berkebun. Sesuatu yang digeluti dengan serius pasti berhasil,” ujarnya.
Sementara itu pengurus Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kabupaten Indragiri Hilir, Ardiansyah Julor mengajak pemuda untuk bertani dengan memanfaatkan lahan-lahan tidur.
“Di sektor pertanian ini kita yakin bisa tumbuh dengan baik,” katanya.
Pria yang akrab disapa Julor ini berharap Pemerintah Daerah untuk memberikan perhatian khusus pada bidang agribisnis.
“Petani kita tentunya sangat butuh dukungan dari berbagai sektor khsusunya pemerintah daerah sendiri,” tukasnya.
Sairi, petani cabai Inhil yang tak takut gagal
Untuk panen biasa saya dibantu warga di sini. Nanti upah per kilogram panennya saya bayar Rp3.000 per orang. Hitung-hitung bagi-bagi rejeki ke warga-warga sini