Rela tinggalkan agenda besarnya, pengusaha Inhil ini tanggung biaya kafilah Meranti

id MTQ Provinsi 2022,Pengusaha Inhil bantu kafilah Meranti,Ketua HIPMI Riau

Rela tinggalkan agenda besarnya, pengusaha Inhil ini tanggung biaya kafilah Meranti

Mantan Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Provinsi Riau (HIPMI Riau), Datuk Budi Febriadi. (ANTARA/Dok)

Selatpanjang (ANTARA) - Bantuan penggalangan dana dan dukungan dari masyarakat terus mengalir untuk memberangkatkan kafilah Kabupaten Kepulauan Meranti agar bisa tampil di ajang Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) 2022 tingkat Provinsi Riau, yang digelar di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) pada Juli mendatang.

Tak hanya dari dalam daerah, masyarakat dari luar Meranti juga turut ikut memberikan dukungan. Tapi kali ini, ada salah seorang pengusaha asal Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) yang terketuk pintu hatinya dan berniat ingin menanggung seluruh biaya kafilah Meranti agar bisa unjuk di MTQ Provinsi.

Adalah Datuk Budi Febriadi. Setelah mendengar berita kafilah Kepulauan Meranti tidak bisa ikut MTQ akibat terkendala biaya, ia akhirnya rela meninggalkan agenda besarnya Grand Ceremony 50 Tahun HIPMI di Jakarta dan terbang kembali ke Riau untuk menemui Ketua Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur'an (LPTQ) Riau.

"Mendengarkan berita itu, saya merasa terusik dan langsung pulang ke Riau untuk bertemu ketua LPTQ," ungkap mantan Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Provinsi Riau (HIPMI Riau) kepada wartawan, Senin.

Pertemuan dengan LPTQ Riau, Budi meminta dispensasi perpanjangan waktu pendaftaran dan mengupayakan agar kafilah Meranti tetap tampil dalam ajang syiar Islam tersebut. Karena seperti yang diketahui, batas waktu pendaftaran telah ditutup pada Kamis (9/6/2022) lalu.

"Kami telah datang bertemu ketua LPTQ Riau pada 10 Juni lalu dan meminta untuk memberikan tenggat waktu buat pendaftaran khusus kafilah Meranti," kata Datuk Budi Febriadi.

Setelah bertemu dengan Ketua LPTQ Riau, Datuk Budi juga mengaku telah menghubungi Ketua LPTQ Kepulauan Meranti, Agus Syafri dan meminta untuk segera mendaftarkan qori dan qoriah di daerahnya.

"Sudah saya hubungi juga ketua LPTQ Meranti. Namun mereka belum bisa bersikap dan memberikan jawaban karena harus menunggu instruksi dan petunjuk dari Bupati," bebernya.

Datuk Budi menuturkan, segala kebutuhan para qori dan qoriah di kabupaten termuda di Riau itu akan ditanggung sepenuhnya. Sedangkan donasi yang telah terkumpul oleh masyarakat akan dikolaborasikan saja.

"Bisa dikatakan kami siap menjadi sponsor utama. Baik itu transportasi, konsumsi dan penginapannya akan kita carikan yang terbaik. Dan bila perlu saya yang akan menjemput mereka langsung. Sementara donasi yang telah dikumpulkan masyarakat, nantinya bisa kita berkolaborasi, bisa saja uang itu diberikan sebagai uang saku mereka," tuturnya.

Dia mengaku bukan tanpa alasan membantu kafilah yang bukan di daerah asalnya sendiri. Ia lantas merasa sedih jika kalam Illahi itu tidak ada yang memeliharanya.

Adapun urusan yang berkaitan dengan Al Quran adalah fardu kifayah baginya. Dan bila tak ada yang mau bergerak membela Al Quran, maka seluruh negeri akan karam, menerima bala dan dosa dari Allah.

"Saya dahulu ingat sekali saat belajar Quran Hadist bahwa hukum mempelajari ilmu tajwid adalah fardu kifayah dan mengamalkannya fardu ain. Bila tak ada satu pun manusia di Negeri Melayu ini yang mau membela penjaga Al Quran, maka akan terlaknat dan berdosalah seluruh negeri kita. Kami tak ingin laknat menanggung dosa akibat kecewanya para pecinta Al Quran negeri Tanah Jantan," ucap Datuk Budi, yang juga mantan santri Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung, Inhil itu.

Selain itu, Datuk Budi juga menepis adanya isu miring yang menyebutkan yayasan yang dikelolanya yaitu Yayasan Negeri Riau Pesisir untuk kepentingan politik sesaat. Dia mengatakan dia bukan politisi yang notabene punya kepentingan tertentu.

"Saya bukan politisi atau anggota partai politik manapun dan juga bukan orang kaya. Saya hanya orang biasa yang merasa terpanggil untuk ikut membantu para penjaga Al Quran," pungkas dia.

Diberitakan sebelumnya, Masyarakat Kabupaten Kepulauan Meranti beramai-ramai mendonasikan dana untuk para kafilah agar bisa berangkat dan tampil dalam ajang Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) 2022 tingkat Provinsi Riau.

Sebagaimana diketahui, qari dan qariah Kepulauan Meranti dipastikan tak bisa tampil dalam ajang mensyiarkan Al Quran yang digelar di Kabupaten Rokan Hilir. Hal itu lantaran dana operasional tak dianggarkan oleh pemerintah setempat.