Oleh Nella Marni
Pekanbaru, (Antarariau.com) - Rumah Kreatif Cempaka yang terletak di Kecamatan Rumbai Pesisir, Kota Pekanbaru Provinsi Riau
melakukan program pemberdayaan perempuan malalui kerajinan tenun batik khas Melayu.
"Bermula dari mengikuti pelatihan membatik selama 20 hari untuk mengetahui semua tentang batik, yang dimulai dari proses awal pembuatan hingga dapat menghasilkan batik yang indah, dibawah binaan Chevron pada Agustus tahun 2012," ujar Ketua Rumah Kreatif Cempaka, Sri Hastuti di Pekanbaru, Minggu.
Program pelatihan tersebut diikuti oleh 25 orang yang berasal dari ibu- rumah tangga dan perempuan muda putus sekolah untuk mengembangkan keterampilan batik Riau. Selama pembinaan pendampingan diajarkan dari pengenalan alat, teknik membatik, hingga pembentukan koperasi untuk pemasaran.
"Pada tahun 2013 barulah ada program lanjutan dan saya mulai bentuk kelompok dengan nama "Kelompok Batik Cempaka," tambahnya.
Lebih lanjut ia menyebutkan bahwa program pemberdayaan ini tujuannya untuk memelihara kelestarian bangsa, khususnya batik yang sudah menjadi ciri khas Indonesia, untuk mengenalkan kepada dunia luar tenunan khas Riau sekaligus untuk meningkatkan taraf ekonomi masyarakat.
"Jika dahulu perempuan hanya berdiam diri di rumah kini ia bisa memiliki keterampialan dan menghasilkan uang sendiri dengan bekerja," ucapnya.
Baginya, batik bisa menggambarkan tulisan jiwa, setiap motif yang diukir dengan ketulusan dan keindahan jiwa para pengrajin batik. Kemudian tuturnya, keinginan untuk membatik barawal dari menonton televisi.
"Saya suka menggambar, keanekaragaman warna dan motif batik memanggil saya untuk mengenal batik lebih dalam," jelasnya saat ditemui di Rumah Kreatif Cempaka.
Pengrajin batik Rumah Kreatif Cempaka sudah bisa memproduksi berbagai kerajinan seperti kain, tas, peralatan sholat, pasmina, sarung bantal, hiasan dinding, dan lainnya. Harga yang ditawarkan pun berkisar dari Rp125.000 - Rp675.000, dengan masa pengerjaan satu hari sampai sebulan. Tergantung dari model dan tingkat kesulitan motif.
"Lama pengerjaan tergantung dari model, seperti sajadah bisa dikerjakan dalam satu hari tetapi kalau bahan baju paling lama satu bulan, itu pun tergantung dari motifnya," tambahnya.
Sri mengaku, ia dan kawan-kawan masih mempunyai kendala dalam mengembangkan Rumah Kreatif Cempaka dibidang pemasaran, padahal ia sudah mempromosikannya melalui kegiatan bazar dan sosial media (Sosmed) seperti facebook, BBM, dan WhatsApp.
"Kami masih kesulitan mengenalkan hasil tenunan batik asli buatan tangan kami kepada dunia luar," ucapnya.
Ia berharap, semoga kedepannya tenunan hasil asli tangan orang-orang melayu ini semakin terekspos ke luar dan bisa berkembang lagi.***1***