Airnav Indonesia: Landasan Pacu 2600 Meter SSK II Beroperasi Juni

id airnav indonesia, landasan pacu, 2600 meter, ssk ii, beroperasi juni

Airnav Indonesia: Landasan Pacu 2600 Meter SSK II Beroperasi Juni

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Perusahaan Umum (Perum) Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau Airnav Indonesia menyebut, fasilitas navigasi penerbangan landasan pacu baru 2.600 meter di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru akan bisa digunakan pada enam bulan ke depan atau pada pertengahan tahun 2016.

"Kalau perkiraan saya, peningkatan fasilitas navigasi landasan pacu 2.600 meter paling cepat pertengahan tahun ini baru bisa dipakai," papar Manajer Wilayah Airnav Indonesia Cabang Pekanbaru, Taslim di Pekanbaru, Rabu.

Sebab, lanjut dia, dalam navigasi dikenal instrumen sistem pendaratan atau ILS terbagi dalam tiga bagian penting ketika suatu pesawat udara hendak melakukan landing atau pendaratan terutama bagi penerbangan komersil di suatu landasan pacu.

Ketiga bagian itu yakni "localizer" atau alat berfungsi membantu pesawat udara supaya bisa mendarat tepat berada di posisi "centerline" landasan pacu.

Lalu "glide path" atau alat berfungsi memberikan sinyal pemandu sudut luncur pendaratan pada area "touchdown" saat pesawat mendarat dan middle marker berfungsi membantu pesawat untuk mengetahui sisi jarak terhadap titik pendaratan.

"Terkait perpanjangan landasan, maka kita perlu pindahkan glide path dan berada pada posisi 2.240 meter di pinggir landasan pacu atau Selatan, jika kita landing dari arah Universitas Islam Riau, Marpoyan, Pekanbaru," jelasnya.

Dengan perpanjangan infrastruktur landasan pacu sejauh 360 meter atau saat ini menjadi 2.600 meter pada akhir 2015, kata Taslim, maka letak glide path berukuran 2x2 meter akan dimundurkan sesuai dengan perpanjangan landasan.

"Middle marker" saat ini terletak dikawasan perumahan penduduk dengan lokasi di Jalan Kartama atau di luar Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru secara otomatis juga harus dipindah.

Pihaknya terus melakukan komunikasi PT Angkasa Pura II Cabang Pekanbaru sesuai kesepakatan awal bahwa perusahaan tersebut yang bertanggung jawab dalam pembebasan lahan penduduk setempat.

"Yang bebaskan tanah adalah Angkasa Pura, katanya sudah 90 persen. Nanti kalau sudah selesai, baru kita buat gedung baru untuk middle marker dan baru dipindahkan alatnya," terangnya.

"Setelah dipindah, kita perlu membuat prosedur baru bagi pesawat mendarat di bandara Pekanbaru. Dan itu nanti, diverifikasi oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan," ucap Taslim.

Otoritas Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru sebelumnya meyakini, peningkatan fasilitas navigasi ILS untuk landasan pacu sepanjang 2.600 meter baru akan terpasang pertengahan tahun ini.

"Untuk operasikan landasan 2.600 meter karena infrastrutur telah ada, kita masih kekurangan fasilitas navigasi. Dan itu, direncanakan pertengahan 2016 akan dilengkapi," papar General Manager Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II, Jaya Tahoma Sirait.

Direktur Utama LPPNPI Bambang Tjahjono tahun lalu mengatakan, lima bandara yang dipasang ILS yakni Bandara Sultan Thaha di Jambi, Bandara Raden Inten II di Lampung, Bandara Saumlaki di Saumlaki, Bandara Samarinda Baru di Samarinda dan Bandara Langgur di Langgur.

Kata dia, delapan bandara melakukan pergantian ILS seperti Bandara Adi Sumarmo di Solo, Bandara Sepinggan di Balikpapan, Bandara Frans Kasiepo di Biak, Bandara El Tari di Kupang, Bandara Sultan SK II di Pekanbaru, Bandara Sultan MB II di Palembang, Bandara Soekarno Hatta di Jakarta dan Bandara Supadio di Pontianak.

"Airnav juga melakukan perbaikan ILS di 16 bandara, sedangkan untuk pemasangan ILS di 13 bandara. AirNav telah menyiapkan total anggaran sebesar Rp169 miliar," katanya..