Irman Gusman: Buton Siak Dijadikan Pusat Industri

id irman gusman, buton siak, dijadikan pusat industri

Irman Gusman: Buton Siak Dijadikan Pusat Industri

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Irman Gusman mengatakan Pelabuhan Tanjung Buton di Kabupaten Siak Provinsi Riau akan dijadikan pusat kawasan industri baru yang diharapkan mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi pemerintahan dan masyarakat.

"Saya sudah meninjau Pelabuhan Tanjung Buton tadi dan ini adalah untuk percepatan pembangunan di Pulau Sumatera," kata Irman Gusman kepada pers saat mengunjungi Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Kampar, Senin.

Sebelumnya, dia bersama dua senator asal Riau yakni Maimanah Umar dan Gafar Usman dengan menumpangi helikopter telah meninjau Pelabuhan Tanjung Buton, Siak.

Menurut dia, sejauh ini untuk percepatan pembangunan di Pulau Sumatera baru dilaksanakan di Teluk Semangka yang berada di ujung selatan Pulau Sumatera.

"Itu makanya, kemudian Tanjung Buton inspirasinya adalah untuk dijadikan sebagai pusat kawasan industri baru untuk wilayah Riau dalam rangka mengolah ragam produk industri khususnya komoditas yang ada di daerah ini," katanya.

Kemudian lanjut dia, adalah untuk mengolah berbagai produk kebutuhan yang bisa menunjang pertumbuhan perekonomian daerah.

"Tadi saya melihat, infrastrukturnya (Tanjung Buton) sudah cukup memadai, terutama jalannya, kemudian pelabuhan dan yang tak kalah penting adalah berkaitan dengan status tanah di kawasan industri itu nantinya," kata dia.

Irman Gusman mengatakan, kejelasan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) juga sangat penting dan harus segera diselesaikan agar pelaksanaannya dapat berjalan lancar.

"Jika ini terwujud, maka komoditas primer kita tidak lagi fluktuatif, sehingga kita bisa mengelola hilirnya dan kemudian harga produk pertanian akan lebih stabil," katanya.

Menurut dia, produk pertanian seperti kelapa sawit dan karet memiliki banyak produk turunan yang bisa diolah dan kemudian dipasarkan dengan daya tawar yang lebih baik.

"Maksudnya, lebih baik mengekspor ban dibandingkan karet mentahnya. Dan ini bisa dilakukan di Riau, dan jika lebih baik, kenapa harus dilakukan di Jawa," katanya.