Pekanbaru, (Antarariau.com) - Dinas Kesehatan Provinsi Riau terus menggiatkan layanan pos kesehatan "mobile", khususnya untuk menjangkau kelompok masyarakat yang rentan dampak asap daerah itu, sejak tiga bulan terakhir.
"Asap yang terhirup sangat berisiko terhadap bayi, balita, ibu hamil dan lansia sehingga pos kesehatan "mobile" terus bergerak memberikan pelayanan kesehatan dan pengobatan," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Andra Sjafril di Pekanbaru, Senin.
Ia menjelaskan layanan pos kesehatan "mobile" menjangkau pasien yang tidak bisa datang ke pos kesehatan.
Ia mengatakan dua hari terakhir masyarakat antusias mengecek kesehatan diri mereka di pos kesehatan "mobile". Mereka mendapatkan pengobatan, makanan penambah daya tahan tubuh, susu, dan biskuit.
"Dari dua titik yang telah dikunjungi oleh pos kesehatan "mobile" di Kecamatan Lima Puluh tercatat 53 pasien dan 65 pasein lainnya di Kecamatan Mekar Sari," katanya.
Tim yang bergerak dalam pos kesehatan "mobile" itu, untuk Kecamatan Lima Puluh berasal dari Dinas Kesehatan Provinsi Riau, RSUD Petala Bumi, UNRI, dan UPT Logistik.
Kegiatan layanan kesehatan "mobile" di Kecamatan Lima Puluh dikoordinasikan oleh Rosni, sedangkan tim di Mekar Sari berasal dari Dinkes Provinsi Riau, R.S. Muhammadyah dan UMRI dengan koordinator Yati Hartati.
Berdasarkan data, jumlah total pasien asap di Riau per 29 Juni-18 Oktober 2015 mencapai 74.509 orang, terdiri atas penderita ISPA 62.531 orang, pneumoni 1.026 orang, asma 2.873 orang, mata 3.533 orang, dan kulit 4.546 orang.
Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru menerapkan proses belajar mengajar selama empa jam untuk pelajar kelas I- VI akibat kondisi kabut asap di daerah itu pada 19 Oktober 2015 yang kembali pekat.
Pelajar hanya masuk pada pukul 07.00 WIB dan pulang ke rumah pukul 10.00 WIB karena asap berada dalam kondisi berbahaya dan bisa merusak kesehatan.