Disperindag Rohil Selidiki Peredaran Minyak Tanah Oplosan

id disperindag rohil, selidiki peredaran, minyak tanah oplosan

Disperindag Rohil Selidiki Peredaran Minyak Tanah Oplosan

Bagansiapiapi, Rohil (Antarariau.com) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Rokan Hilir, Riau saat ini tengah memantau peredaran minyak tanah oplosan di tiga kecamatan yang dianggap rawan bagi konsumen.

"Kita telah menurunkan tim untuk melakukan pelacakan sekaligus menyelidiki dari mana asal mula beredarnya minyak tanah oplosan yang selama ini telah banyak meresahkan masyarakat, namun jika ditemukan nanti akan diberikan sanksi tegas hingga pencabutan surat izin usaha mereka," kata Kepala Disperindag Rohil H. Syafruddin, Rabu.

Dia beropini peredaran minyak tanah yang telah ditemukan di tiga kecamatan seperti Kecamatan Bangko, Rimba Melintang dan Bagan Sinembah berasal dari pedagang Along-along.

"Kalau pangkalan resmi melakukan itu tidak mungkin, namun kita tetap rutin melakukan pengawasan terhadap minyak tanah oplosan itu," ujarnya.

Selain melakukan sidak terhadap peredaran minyak tanah oplosan, pihaknya juga rutin mengawasi makanan dan minuman kadaluarsa dari luar negeri yang membahayakan bagi masyarakat di wilayah pesisir seperti di Kecamatan Pasir Limau Kapas, Kubu Babussalam dan Sinaboi.

"Sejauh ini memang belum ada laporan dari masyarakat terkait adanya barang-barang kadaluarsa dan yang pasti kita tetap melakukan pengawasan ketat agar tidak kecolongan lagi seperti adanya peredaran minyak tanah oplosan kemarin," tambah dia.

Ia juga menghimbau kepada masyarakat sebagai konsumen untuk tetap waspada dalam membeli minyak tanah maupun gas elpiji dan makanan lainnya, terutama kepada pedagang along-along.

"Memang baru-baru ini kita juga mendapatkan keluhan dari masyarakat tentang berkurangnya isi tabung gas tersebut, namun saat ini juga tim sedang kelapangan untuk melakukan penyelidikan," katanya.

Sebelumnya masyarakat Bagan Batu, Kecamatan Bagan Sinembah mengeluhkan isi tabung gas elpiji 3 kg (Gas Melon) berkurang tidak sesuai dengan takaran.

Intan (45), warga setempat mengaku kecewa tabung gas melon yang di isinya diwarung tidak jauh dari rumahnya ternyata isi tabung berkurang dan tidak sesuai dengan berat aslinya.

Warga menduga berkurangnya isi tersebut karena ada permainan oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab saat mengisi di Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE).

"Masa ukuran 3 Kg ringan, kemudian waktu dipasangkan ke pressure gauge cuma setengah, padahal biasanya penuh ampernya atau apa tidak ada yang mengawasinya," ujar ibu rumah tangga itu.

Warga lainnya Tini (29) juga mengatakan, sebagai masyarakat kecil sangat merasa kesal terhadap isi tabung gas yang dibeli tidak normal.

"Biasanya kalau kita gunakan gas itu bisa bertahan sampai dua minggu, tapi sekarang satu minggu sudah habis, apa tidak pusing kami sebagai masyarakat miskin, ini jelas sudah keterlaluan masa untuk masyarakat miskin kok dikurang-kurangi," ungkap Tini kecewa.

Demikian juga Dewi (43) warga setempat mengaku kecewa setelah membeli elpiji 3 kg isinya tidak penuh dan sering mendapat isi tabung gas yang tertera di regulator hanya setengah.

"Ya, kalau berkurang isinya pasti hanya sebentar pemakaiannya dan kami tidak bisa berbuat apa-apa karena sudah dibeli, kami ingin komplin ke warung tempat tabung gas dibeli mereka tidak tahu-menahu," kesal dia. (Adv)

Oleh Dedi Dahmudi