Bagansiapiapi, Riau, (Antarariau.com) - Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Rokan Hilir, Riau, membantah ada bibit kedelai oplosan yang diberikan kepada sejumlah kelompok tani (poktan) di Desa Pedamaran, Kecamatan Pekaitan, 23 September.
"Kami tidak setuju kalau bibit yang dibagikan disebur oplosan, tapi kalau bercampur sedikit wajar saja," kata Kepala Distanak Rohil Muslim, melalui Kabid Bina Produksi Rahmad Kurniadi, Rabu (7/10) di Bagansiapiapi.
Menurutnya, bibit yang dibagikan tersebut merupakan program Swasembada Pangan Nasional yang digagas oleh Presiden Joko Widodo, dan sudah dilaksanakan di Kabupaten Rokan Hilir berupa tanaman padi, kedelai dan jagung.
"Ini program pemerintah pusat, tentu ada aturan mainnya, apalagi melibatkan pihak Kementerian Pertanian bersama TNI," ujar Rahmad.
Dia mengakui bibit kacang kedelai yang dibagikan ke poktan didatangkan dari Aceh, karena di wilayah Propinsi Riau tidak ada stok benih tersebut.
"Kita sempat frustasi karena benih kedelai di Riau paling susah dicari, apalagi program ini harus dijalankan sementara kita terkendala dengan ketersediaan benih, meski demikian setelah kita cari ke Sulawesi, Jawa dan akhirnya ketemu di Aceh, bahkan waktu itu kita sempat berebut dengan daerah lain," katanya.
Distanak Rohil dalam hal ini hanya mengawasi, dan berharap petani tidak merasa terbebani dengan program yang dicanangkan oleh pemerintah pusat.
"Jadi, masalah ini memang agak miris, saya mencontohkan dalam satu hamparan di sana ada petani menanam varietas anjasmoro, grobokan dan wilis, meski dalam dalam satu hamparan tapi varietasnya tetap sama. Mungkin setengah ons saja yang bercampur dan itu kami rasa wajar saja," jelasnya.
Selain bibit kedelai, saat ini pihaknya juga memberikan bantuan benih bersubsidi (Padi) di Kepenghuluan Darussalam, Kecamatan Sinaboi.
"Ini juga program pemerintah pusat yang sekarang sudah terealisasi," katanya. (adv)
Oleh Dedi Dahmudi