Pekanbaru, (Antarariau.com) - Ratusan peserta unjuk rasa Gerakan Mahasiswa Pemantau Riau (Gempar) di Pekanbaru, Selasa, nyaris bentrok dengan anggota Pemuda Pancasila (PP).
Bentrokan nyaris terjadi saat ratusan mahasiswa berbagai universitas itu dihadang ratusan anggota PP saat akan melakukan aksi di depan kantor Kejaksaan Tinggi Riau, menuntut pengusutan dugaan korupsi yang dilakukan oleh pelaksana tugas Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman.
Guna mencegah bentrokan, polisi memediasi mahasiswa dan PP. Hasilnya, mahasiswa diizinkan menggelar aksi namun tetap dikawal oleh ratusan PP.
Aksi tersebut tergolong unik lantaran mahasiswa melakukan "long march" dari tugu PON menuju Kejati Riau selain dikawal polisi juga oleh PP Riau.
Sempat terjadi kemacetan panjang saat aksi mahasiswa tersebut lantaran ruas kiri Jalan Jendral Sudirman diblokir massa.
Dalam orasinya, koordinator aksi Nirwansyah mengatakan, Arsyadjuliandi Rachman diduga melakukan manipulasi pelelangan proyek yang melibatkan keluarganya.
Selanjutnya, salah seorang mahasiswa lalu membuka baju dan berorasi mendesak Kejaksaan serta Kepolisian untuk segera mendalami dugaan korupsi tersebut.
Karena aksi buka baju itu, kericuhan kembali nyaris terjadi. Anggota PP tidak terima dengan aksi yang dilakukan oleh salah seorang mahasiswa yang membuka baju saat berorasi. PP yang terpancing lalu mulai mendekati mahasiswa sementara mahasiswa semakin lantang berorasi.
Saat itu juga petugas langsung menengahi kedua Ormas yang bersitegang dan membawa mahasiswa ke halaman Kejati untuk segera menyampaikan aspirasi. Aspirasi mahasiswa selanjutnya diterima Asisten Intelijen Kejati Riau Muhammad Naim.
Kepada mahasiswa Muhammad Naim mengatakan akan segera mendalami dugaan yang disampaikan mahasiswa. "Semua orang d imata hukum itu sama. Kami berjanji akan mendalami aspirasi mahasiswa sekalian," ujarnya.
Unjuk rasa itu berakhir damai sekitar pukul 13.00 WIB.