Pekanbaru, (Antarariau.com) - Kabut asap yang menyelimuti Kota Pekanbaru, Riau, sejak Rabu siang mejadi semakin tebal menjelang malam.
Pantauan Antara pada pukul 22.00 WIB, jarak pandang di jalanan Kota Pekanbaru sangat terbatas, berkisar 700 meter.
Kabut asap di Kota Pekanbaru sejatinya mulai terlihat sejak Selasa 18/8).
Salah seorang warga Pekanbaru, Imelda Yusra (24) mengatakan dirinya tidak menyangka jika kabut asap kembali menyelimuti Pekanbaru mengingat kabut asap terakhir kali terlihat pada akhir Juli 2015.
"Saya mulai sadar ada kabut sejak kemarin sore, namun saat itu kondisinya masih tipis. Sekarang kabut terus menebal. Ini sangat mengkhawatirkan," ujarnya.
Sementara itu Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau menyatakan kabut asap yang terjadi ini merupakan kiriman dari provinsi tetangga.
"Asap yang menyelimuti Pekanbaru dan sejumlah daerah hari ini bukan dari aktivitas kebakaran hutan dan lahan di Riau. Akan tetapi merupakan kiriman dari Jambi dan Sumsel," tegas Kepala BPBD Provinsi Riau Edwar Sanger.
Menurut dia, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi pada kedua provinsi tetangga tersebut saat ini telah diperparah oleh arah angin itu sendiri.
Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, angin bertiup dari selatan menuju arah tenggara dan melewati Provinsi Riau.
"Makanya kita terkena imbas dari karhutla. Kalau kabut asap kiriman ini, kita tidak bisa berbuat banyak karena bukan bersumber dari Riau," katanya.
Sementara untuk karhutla di Provinsi Riau sendiri, Edwar menjelaskan, BPBD meyakini masih dalam kondisi aman dan terkendali dengan baik.
Untuk di Riau, hari ini hanya terdeteksi sedikit titik panas seperti di Kabupaten Pelalawan dan Kabupaten Kampar. "Tadi pagi sudah kita kerahkan helikopter Sikorsky ke sana untuk melacak dan melakukan pemadaman," terangnya.
BMKG Stasiun Pekanbaru pada Rabu (19/8) mendeteksi sebanyak 672 titik panas yang tersebar di sembilan provinsi di Pulau Sumatera.
"Satelit Terra dan Aqua pada hari ini pada pukul 05.00 WIB mendeteksi 672 titik panas di Sumatera. Jambi dan Sumsel merupakan penyumbang titik panas terbanyak dengan masing-masing 224 dan 302 titik panas," kata Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru Sugarin.
Ia menjelaskan, tujuh provinsi penyumbang titik panas lain adalah Lampung 26 titik panas, Bengkulu tujuh titik panas, Kepulauan Riau satu titik panas, Sumatera Utara tiga titik panas, Bangka Belitung 26 titik panas, dan Sumatera Barat empat titik panas.
Sementara di Provinsi Riau sendiri terdeteksi sebanyak 84 titik panas yang menyebar di delapan kabupaten.