Pekanbaru, (Antarariau.com) - Pemerintah Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, mendukung rencana pemerintah membangun 1.000 kanal di Riau sebagai upaya mengendalikan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada lahan gambut.
"Lahan gambut juga terdapat cukup luas di Bengkalis dan sesuai komitmen, Pemkab Bengkalis telah melakukan beberapa upaya untuk mengendalikan karhutla tersebut," kata Bupati Bengkalis Herliyan disela pertemuan konsultasi tentang kebakaran hutan dan lahan gambut di Riau, yang digagas Center For International Forestry Research (CIFOR) Universitas Riau, di Pekanbaru, Kamis.
Acara itu juga dihadiri Duta Besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik.
Menurut Herliyan, pembangunan 1.000 kanal penting sebagai bentuk pendekatan penyelesaian masalah yang lebih komprehensif dengan upaya pencegahan masif yang akan dilakukan pemerintah.
Keberadaan 1.000 kanal di Riau termasuk di Kabupaten Bengkalis, sangat diperlukan untuk dapat menghambat turunnya muka air tanah, sehingga lahan gambut menjadi lebih basah meskipun dalam keadaan musim kemarau.
"Apalagi di Riau ketika musim kemarau lahan gambut yang berpotensi menjadi bahan bakar dan mudah terbakar jumlahnya jutaan ton," katanya.
Oleh karena itu, Bengkalis mendukung kebijakan pemerintah pusat tersebut, selain juga sudah mengiimplementasikan upaya penanggulangan karhutla melalui pembentukan Satuan Pelaksana Pengendalian Karhutla (Satlakdalkarhutla) di Kabupaten Bengkalis.
Sebagai tindakan pencegahan lainnya, telah dibentuk Kelompok Masyarakat Peduli Api (MPA) pada desa rawan karhutla serta program pembinaan kemampuan teknisnya.
Pada kesempatan sebelumnya staf ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Hani Hadiati mengatakan pemerintah akan membangun sekat kanal untuk mencegah terjadinya Karhutla.
"Pembangunan kanal-kanal dilakukan yang airnya langsung bermuara ke laut. Untuk kanal yang demikian akan dibangun sekat total, namun tetap memperhatikan kepentingan masyarakat. Misalnya, jika kanal tersebut merupakan sarana transportasi vital masyarakat, maka sekat yang dibuat akan disesuaikan," kata Hani Hadiati.