Pekanbaru, (Antarariau.com) - Investor Tim Malaysia Technology Development Corproration (MTDC) bersama Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar, Riau bekerjasama membangun Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang diharapkan menghasilkan hingga 45 produk turunan siap jual seperti minyak goreng, sabun dan mentega.
"Kerjasama ini adalah kerjasama Kampar-Malaysia yang diharapkan akan mempererat hubungan antara Indonesia dengan Malaysia yang telah terjalin baik sejak lama," kata Konsulat Malaysia di Pekanbaru Hardi Hamin dalam pidato sambutan di acara peletakan batu pertama pembangunan pabrik kelapa sawit Integrate Palm Oil di Dusun Pematang Kulim, Desa Pulau Birandang, Kecamatan Kampar Timur, Kampar, Kamis siang.
Acara ini turut dihadiri sejumlah tokoh masyarakat Kampar dan Provinsi Riau, legislator dari DPRD Kampar, DPRD Provinsi Riau dan DPR RI serta
PKS tersebut akan dikelola oleh PT Sungai Pinang Malindo dengan kapasitas mencapai 60 ton minyak mentah (CPO) dalam beberapa bulan dan akan menghasilkan turunan langsung jual seperti minyak goreng dan mentega serta juga sabun.
Saiful selaku Direktur PT Sungai Pinang Malindo dalam pidato di acara yang sama juga mengatakan, pembangunan PKS tersebut dilakukan berdasarkan kesepahaman dan kesepakatan bersama (MoU) antara Malaysia dengan Pemda Kabupaten Kampar.
"Kami sangat berterimakasih atas dukungan penuh yang diberikan Bupati Kampar Jefry Noer atas pembangunan PKS ini. Harapannya, pabrik ini akan mendukung upaya pemerintah dalam mengurangi kemiskinan, pengangguran dan rumah kumuh," katanya.
Nurhalim Yunus dari MTDC Malaysia dikesematan sama mengatakan, bahwa pihaknya bersama PT Sungai Pinang Malindo telah sepakat untuk mengembangkan teknologi untuk kesejahteraan bersama.
"Kami selaku perwakailan dari Kerajaan Malaysia menganggap kerjasama ini adalah baik untuk kepentingan bersama antara Malaysia dengan Kampar, Riau dan Indonesia pada umumnya," kata dia.
Bupati Kampar Jefry Noer mengatakan, rencana pembangunan PKS ini sebenarnya telah dirancang sejak 2013. Sebagai komitmen, Pemda Kabupaten Kampar kemudian mempermudah segala proses perizinan bahkan hanya selesai dalam waktu tujuh hari.
"Kenapa lama, itu karena Pemerintah Pusat menyetujui perizinan yang sampai lebih setahun. Maka kemudian realisasi peletakan batu pertama terulur dan baru terlaksana hari ini," kata Jefry.
Bupati berharap, PKS tersebut tidak menjual CPO atau minyak mentah ke luar negeri, namun mengelolanya menjadi 45 jenis produk turunan yang siap pakai dan siap jual.
Nantinya, lanjut dia, telah disepakati bahwa untuk harga jual minyak goreng khusus di Kampar akan spesial atau lebih murah sehingga mengurangi beban masyarakat Kampar.
"Saya berharap produknya nanti juga berkualitas dan baik sehingga tidak hanya asal-asalan. Harus berkualitas agar herga jualnya tinggi. Untuk masyarakat Kampar, akan diberikan harga khusus," katanya.
Jefry Noer mengatakan, investasi untuk pembangunan hingga operasional PKS tersebut senilai Rp1,4 triliun. Maka diharapkan, seluruh masyarakat mendukung pembangunannya untuk kesejahteraan bersama.
"Kalau ada yang tidak suka, itu hanya satu atau dua orang saja. Rencana ini lebih banyak yang mendukung. Jangan hanya karena setetes nila, susu sebelanga menjadi rusak," katanya. (adv)
Berita Lainnya
Ciptakan Lapangan Kerja, Ketua DPRD Rohil Apresiasi PT. Sindora Seraya Bangun PKS
05 July 2018 22:55 WIB
Sudin Janji Bangun PKS Di Rohil
03 September 2015 16:25 WIB
PKS Riau Bangun Komunikasi Persiapan Pilkada Serentak
03 March 2015 19:39 WIB
Disbun: Tiga PKS Bangun PLTB 5,6 MW
24 February 2015 18:58 WIB
Menyingkap komitmen hijau APRIL, gunakan EBT untuk hasilkan produk terurai
26 February 2024 9:57 WIB
Dipuji Presiden, teknologi nursery PT RAPP hasilkan produk ramah lingkungan
24 March 2021 11:31 WIB
Kelompok Tani di Sungai Pakning Hasilkan 9 Produk Olahan Nenas ini
23 March 2018 12:30 WIB
Hasilkan 50 Ribu Butir Kelapa Setiap Hari, Pemkab Meranti Belum Olah Produk Turunannya
01 March 2018 15:05 WIB