Singapura, (Antarariau.com) - Industri bubur kayu atau pulp dan kertas di Indonesia siap memperluas pasar seiring terbukanya kawasan Asia Tenggara dengan berlakunya kesepakatan pasar bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.
Presiden Direktur PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) Kusnan Rahmin di Singapura, Jumat, menyatakan, ASEAN bersama Tiongkok adalah pasar produk bubur kayu dan kertas yang terus berkembang selain Afrika.
Berlakunya MEA, tambahnya saat berdialog dengan peserta (Royal Golden Eagle) RGE journalist workshop, meningkatkan potensi Indonesia untuk memperbesar pangsa pasar di kawasan itu.
"Indonesia memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif yang sulit ditandingi oleh negara produsen lain," ujar Kusnan.
Menurut dia, pemberlakuan MEA akan menghilangkan hambatan tarif di negara-negara ASEAN, sehingga dapat menyetarakan persaingan antarnegara.
Indonesia, tambahnya, telah lama menerapkan bea masuk nol persen untuk produk bubur kayu dan kertas ketika negara lain justru memberlakukan bea masuk yang tinggi.
Kusnan menyatakan, Indonesia mengekspor 5,6 miliar dolar AS produk bubur kayu dan kertas ke berbagai negara pada 2013.
Tiongkok, Asia dan Afrika pada tahun-tahun mendatang diprediksi masih akan mendominasi permintaan bubur kayu jenis bleach hardwood kraft pulp (BHKP) dengan pertumbuhan masing- masing 7,7 persen dan 2,2 persen, ketika permintaan secara global justru merosot.
Demikian juga permintaan kertas untuk jenis uncoated wood free, kawasan itu tahun 2013 berkontribusi sebesar 57 persen.
Kusnan memaparkan, Indonesia memiliki keunggulan kompetitif termasuk iklim yang membuat tanaman bahan baku bisa dipanen dalam waktu 5-6 tahun padahal di negara sub tropis butuh 25-30 tahun.
Di sisi lain, Indonesia dengan luas areal hutan tanaman yang telah dialokasikan pemerintah sekitar 10 juta hektare memiliki potensi sumber daya lahan hutan yang bisa dioptimalkan.
Areal tersebut jauh di bawah hutan produksi yang dicadangkan seluas 74 juta hektare dan total luas hutan Indonesia yang mencapi 133 juta hektare.
Indonesia juga memiliki SDM unggul dan menguasai teknologi terbaru yang efisien untuk produksi bubur kayu dan kertas.
Secara geografis, lanjutnya, Indonesia juga diuntungkan karena sangat dekat dengan pasar.
Dukungan Regulasi
Kusnan menyatakan, pelaku industri membutuhkan regulasi yang mendukung dari pemerintah untuk mendorong peningkatan pasar di era pasar bebas ASEAN.
Pemerintah diharapkan juga bisa membantu dalam menghadapi kampanye hitam yang kerap digencarkan terutama oleh LSM asing.
"Kami tak meminta regulasi yang terlalu berpihak (industri), tapi setidaknya netral sehingga industri pulp dan kertas bisa berkembang," katanya.
Dia juga menyatakan, pihaknya pun terbuka terhadap masukan dari berbagai pihak termasuk LSM terkait pengelolaan hutan dan selalu siap untuk berdiskusi terkait pengelolaan hutan lestari.
Kapasitas RAPP untuk pulp 2,8 juta ton dan 820.000 ton kertas. Sumber bahan baku berasal dari konsesi hutan tanaman yang secara mandiri dikelola dan perusahaan mitra yang menjadi pemasok jangka panjang dengan luas 480.000 hektare.
Berita Lainnya
APKI: Industri pulp dan kertas punya potensi daya saing kuat
22 March 2022 15:59 WIB
98 Persen lulusan Teknologi Pulp dan Kertas UNRI terserap industri
26 January 2022 15:32 WIB
Persiapan Riau hadapi industri modern
05 April 2019 17:16 WIB
UNRI Menjawab Tantangan Industri
30 January 2019 7:16 WIB
MEA Peluang Industri Pulp Dan Kertas Indonesia
24 December 2014 21:29 WIB
Izin Tak Lengkap Menara Telekomunikasi Disegel Aparat
03 April 2017 15:30 WIB
Jokowi Jenguk Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Hasyim Muzadi
15 March 2017 11:05 WIB
Pemko Batu Alokasikan Rp4,3 Miliar Untuk Bantu Ibu Hamil
07 February 2017 10:50 WIB