"Industri pulp dan kertas Indonesia adalah nomor satu di ASEAN. Indonesia melakukan ekspor ke seluruh negara ASEAN,"
Jakarta, (Antarariau.com) - Pasar Bebas ASEAN (MEA) dianggap menjadi peluang bagi industri pulp dan kertas Indonesia, kata Pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Aviliani.
"Industri pulp dan kertas Indonesia adalah nomor satu di ASEAN. Indonesia melakukan ekspor ke seluruh negara ASEAN," kata Aviliani di Jakarta, kemarin.
Artinya, lanjut Aviliani, kebutuhan pulp dan kertas negara-negara ASEAN sangat bergantung pada Indonesia.
Aviliani mengatakan, peluang tersebut perlu dijawab pemerintah dengan mendorongnya dengan kebijakan yang kondusif.
"Kebijakan kondusif dibutuhkan bagi pengusaha baik di tingkat industri maupun ditingkat hulu (hutan), karena bahan baku pulp dan kertas adalah kayu," kata Aviliani.
Menurutnya, kebijakan yang ada saat ini belum optimal, sehingga terancam peluang tersebut akan hilang.
"Beberapa negara ASEAN sedang dan mulai membangun hutan untuk memproduksi produk hutan, jika pemerintah tidak merespon dengan cepat, maka Indonesia akan kalah," ujarnya.
Aviliani menyampaikan, pada 2013, Indonesia mengekspor pulp dan kertas ke Malaysia dengan volume 363,4 ribu ton, Vietnam 356,1 ribu ton, Filipina 163,16 ribu ton dan Thailand 125,86 ribu ton.
Ia menambahkan, hambatan perkembangan industri pulp dan kertas saat ini berada pada tingkat industri hulu dan hilir.
Beberapa permasalahan industri hulu seperti kepastian kawasan hutan yang rendah, pembatasan areal produksi hutan, biaya produksi tinggi karena panjangnya birokrasi dan kepastian usaha yang rendah masih menghantui pelaku usaha.
"Sektor hulu (hutan) memegang peranan penting, karena sebagai sumber bahan baku. Bagi investor yang berminat, mereka dihantam berbagai isu, di antaranya konglomerasi," ujar Aviliani.
Sementara tingkat kepastian usaha yang rendah karena kepastian bahan baku yang eksistensinya terancam dan proses ekspor dan impor yang cukup panjang, menimbulkan high cost dan birokrasi panjang masih perlu diselesaikan di sektor huilir.
"Hilirisasi dapat terbentuk apabila terjadi sinergi dengan tingkat hulunya untuk pemenuhan bahan bakudan kebijakan yang mendukung hilirisasi," kata Aviliani.
Berita Lainnya
Ekonom Riau: MEA Bukan Ancaman, Tapi Peluang Tingkatkan Kompetensi
01 March 2016 22:13 WIB
Gubernur: MEA Peluang Tingkatkan Ekonomi Pesisir Riau
30 December 2014 15:11 WIB
Menlu Nilai Ekonomi Integrasi MEA Peluang Bagi Indonesia
13 March 2014 9:00 WIB
APKI: Industri pulp dan kertas punya potensi daya saing kuat
22 March 2022 15:59 WIB
98 Persen lulusan Teknologi Pulp dan Kertas UNRI terserap industri
26 January 2022 15:32 WIB
Persiapan Riau hadapi industri modern
05 April 2019 17:16 WIB
Fakultas MIPA mengenal dunia industri Pulp and Paper
15 February 2019 16:33 WIB
UNRI Menjawab Tantangan Industri
30 January 2019 7:16 WIB