Persiapan Riau hadapi industri modern

id PT RAPP, pabrik pulp dan kertas, lulusan smk, unri dan smk, perusahaan kertas

Persiapan Riau hadapi industri modern

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (tengah) bersama Gubernur Jateng Ganjar Pranowo (kanan) dan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemdikbud Hamid Muhammad (kiri) menekan tombol tanda diluncurkannya Program Pendidikan Vokasi Tahap II , Februari 2019. (ANTARA FOTO/AJI STYAWAN)

Pekanbaru (ANTARA) - Dunia industri kini kian berat tantangannya mengingat persaingan dunia usaha kian terbuka. Terlebih lagi, tenaga kerja asing mulai merangsek ke Tanah Air dan menuai pro-kontra. Sanggupkah kita menghadapi hal itu? Bagaimana dengan persiapan Provinsi Riau sendiri menghadapi itu.

Saat ini dunia industri membutuhkan sumber daya manusia yang tangguh dan siap bekerja. Dengan semangat pekerja muda yang dikenal pekerja keras maka diharapkan lulusan SMK mampu bersaing dengan tenaga ahli lainnya meski berasal dari jebolan perguruan tinggi.

Untuk itu, PT. RAPP menggandeng perguruan tinggi dan SMK yang ada di Riau untuk mengembangkan program pendidikan vokasi guna

meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengembangan potensi sumber daya industri provinsi yang dikenal dengan julukan Bumi Lancang Kuning ini.

Untuk sekolah menengah kejuruan, PT RAPP menjalin kerjasama dengan SMKN 1 Pangkalan Kerinci dan SMK Muhammadiyah 1 Pekanbaru.

Kerjasama tersebut meliputi pembinaan dan pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan Berbasis Kompetensi yang "link and match" dengan

industri yang meliputi, penyelarasan kurikulum berbasis kompetensi sesuai kebutuhan industri, pengembangan sarana dan prasarana

praktikum, penyediaan guru bidang studi produktif dan infrastruktur, praktek kerja industri bagi siswa SMK dan pemagangan industri bagi guru serta pemberian sertifikasi.

Proses magang siswa SMK di Provinsi Riau (dok Antarariau/19)


Sementara untuk perguruan tinggi, PT RAPP menggandeng Universitas Riau dengan mendirikan program studi vokasi pulp (bubur kertas) dan kertas. Program studi yang menempati gedung seluas 2.092 m2 terdiri dari 6 ruang kelas, 6 laboratorium penelitian, 2 ruang pertemuan, perpustakaan dan akses langsung ke dunia industri pulp dan kertas serta dukungan dosen-dosen dari kalangan praktisi.

Prodi ini diharapkan sebagai pusat ilmu dalam bidang studi pulp dan kertas, sehingga mampu menjawab kebutuhan akan sumber daya andal dalam industri pulp dan kertas.

Kepala Bidang Pendidikan Community Development PT RAPP Sundari Berlian kepada ANTARA menjelaskan, lulusan SMK dan perguruan tinggi tersebut diharapkan mampu mengisi ruang-ruang kosong dunia industri di Riau. "Jadi mereka tidak hanya dipersiapkan bekerja di RAPP saja. Melainkan supaya bisa diserap di berbagai industri yang ada," ujar Sundari.

Selain itu, untuk meningkatkan kualitas peserta didik, juga disiapkan guru yang telah magang di perusahaan, serta menghadirkan guru tamu di SMK untuk meningkatkan pengetahuan di lapangan. "Jadi, tidak hanya siswa yang magang di perusahaan. Gurunya pun juga akan magang," ujar perempuan berkacamata ini.

Berdasarkan data Biro Pusat Statistikk tahun per Agustus 2018 , lulusan SMK memberikan kontribusi besar terhadap jumlah pengangguran di Indonesia sebesar 11,28 persen. Hal ini dipicu, kompetensi yang dimiliki oleh lulusan SMK baik yang meliputi sikap pengetahuan dan ketrampilan belum sesuai dengan kebutuhan industri.

Menurut Menteri Tenaga Kerja, Hanif Dhakiri menjelaskan ada dua hal yang yang harus dilakukan untuk mengatasi persoalan tersebut yaitu memperbaiki partisipasi pendidikan formal dan memperbaiki akses dan mutu vokasional training.

PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) sebagai salah satu produsen pulp dan kertas terbesar nasional dengan kapasitas produksi 2,8 juta ton pulp dan 820 ribu ton kertas yang memiliki standar internasional sangat peduli terhadap pengembangan program pendidikan vokasi guna menciptakan tenaga kerja yang terampil dan siap pakai sesuai kebutuhan perusahaan, khususnya di Provinsi Riau.

Saat ini pemerintah terus menggaungkan “Target Industri 4.0” sebagai salah satu masa depan Indonesia. Selain meningkatkan fasilitas produksi yang kini semakin canggih dengan penggunaan teknologi robotik, sumberdaya manusia (SDM) juga menjadi salah satu faktor yang diperhitungkan. Pemerintah meningkatkan SDM Indonesia agar sesuai dengan kebutuhan Industri 4.0 dengan menggalakkan program pendidikan vokasi industri.

Kegiatan tersebut mempertemukan para lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) dengan dunia industri. Langkah tersebut sejalan dengan program pemerintah meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dalam membangun sumberdaya manusia (SDM) yang kompeten dan memiliki daya saing tinggi khususnya pada sektor industri.