Pekanbaru, (Antarariau.com) - Dinas Pertanian Kota Pekanbaru, Provinsi Riau menyatakan telah membentuk tim kesehatan untuk disiagakan pada tempat penampungan hewan guna memeriksa kondisi sapi sebelum diperdagangkan menjadi hewan kurban.
"Anggota tim kesehatan hewan kurban ada 20 orang yang terdiri dari enam dokter hewan dan petugas, " kata Kepala Dinas Pertanian Kota Pekanbaru, Provinsi Riau Edwar Yunus di Pekanbaru, Senin.
Dia menyatakan tim kesehatan hewan kurban ini ditempatkan pada 20 titik tempat penampungan hewan milik para pengusaha yang tersebar di wilayahnya.
Tugas dari tim kesehatan ini adalah memeriksa setiap hewan kurban yang ditempatkan di lokasi penampungan milik para pelaku usaha.
Tujuannya agar kesehatan hewan yang akan diperdagangkan untuk kurban ini memenuhi persyaratan kesehatan yang sudah ditentukan pemerintah.
"Sejauh ini mereka sudah bekerja mengecek kesehatan hewan kurban yang didatangkan dari luar Pekanbaru, hal ini akan berlangsung sampai sehari sebelum Idul Adha," kata dia.
Menurut dia, pengecekan hewan kurban ini sangat penting apalagi rata-rata didatangkan dari luar daerah Pekanbaru seperti Lampung. Usai dilakukan pemeriksaan setiap sapi akan mendapatkan surat keterangan sehat dari Distan.
"Tim akan memeriksa surat keterangan sehat dari kota asal sapi, kalau mencurigakan maka akan dilakukan periksaan ke laboratorium," terang dia.
Meski diakui dia, dari sejumlah pemeriksaan yang dilakukan hingga kini belum didapati ada sapi kurban yang masuk ke wilayah Pekanbaru mengalami sakit penyakit seperti Antrak.
Hanya di lapangan pihaknya mengakui menemukan kelemahan para pelaku usaha dalam penampungan hewan menjelang diperjualbelikan yaitu kurang memadai kandang ternak serta tidak beratap.
Kondisi ini menimbulkan kerawanan terhadap kesehatan bahkan kematian sapi. Penampungan yang tidak sehat dan nyaman tanpa atap akan membuat sapi stres dan jika turun hujan bisa memicu ternak mudah sakit.
"Kedepan kita wacanakan akan membuat surat edaran bagi pengusaha yang isinya mewajibkan mereka memiliki kandang penampungan yang kondusif minimal ada atapnya. Kalau tidak terpenuhi maka sapinya tidak layak edar," dia menambahkan.
Seperti diketahui Indonesia rawan muncul penyakit antrak yang menyerang sapi, bahkan sapi yang digunakan untuk korban. Antrak atau radang limpah merupakan penyakit sapi paling terkenal yang disebabkan oleh bakteri Bacillius anthracis.
Bakteri ini dapat menular melalui kontak langsung, makanan atau minuman serta melalui pernafasan. Semua tingkatan umur sapi dapat terserang penyakit ini. Proses penularan sangat cepat dan bisa menular pada manusia.
Berita Lainnya
Distan Pekanbaru suntik 2.478 hewan penular rabies hingga September 2020
30 September 2020 7:43 WIB
Distan Pekanbaru Latih Petani Memihjah Ikan
08 June 2015 7:37 WIB
Distan Pekanbaru Targetkan Tanam Jagung 500 Hektare
14 April 2015 20:54 WIB
2015 Distan Pekanbaru Tanam Jagung Seluas 500 Ha
29 March 2015 12:00 WIB
Distan Pekanbaru Serahkan Bantuan 20 Traktor
30 October 2014 18:49 WIB
Distan Pekanbaru Cadangkan Puluhan Sapi Hadapi Lebaran
15 July 2014 12:20 WIB
Distan Pekanbaru Akan Kembangkan Padi Organik
15 December 2010 13:23 WIB
Distan Pekanbaru Bentuk Tim Periksa Hewan Qurban
03 November 2010 17:05 WIB