Warga sipil mengungsi dari serangan di Kota Gaza dengan segala cara

id Gaza,Palestina

Warga sipil mengungsi dari serangan di Kota Gaza dengan segala cara

Warga yang melarikan diri ke selatan Jalur Gaza terlihat di sebuah jalan di Kota Gaza, Palestina (22/8/2025). (ANTARA/Xinhua/Rizek Abdeljawad/aa.)

PBB (ANTARA) - Serangan darat dan pemboman yang terus berlanjut di Gaza City memaksa ribuan warga sipil mengungsi dengan segala cara, mulai dari menggunakan mobil, truk, tuk-tuk, kereta keledai, hingga berjalan kaki, kata badan kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat (19/9).

Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan serangan militer Israel telah merenggut banyak korban jiwa dari kalangan warga sipil yang sudah babak belur dan kelelahan di Jalur Gaza. OCHA mengatakan seiring meningkatnya intensitas serangan, arus masuk pengungsi baru yang tiba di Gaza selatan semakin menambah tekanan pada layanan yang sudah kewalahan, di tengah terus menyempitnya ruang di Gaza selatan akibat kepadatan warga.

Baca juga: Italia Siap Tekan Menteri Ekstremis Israel dengan Sanksi

"Para mitra kemanusiaan di lapangan melaporkan orang-orang berdatangan hingga larut malam, banyak dari mereka berjalan kaki selama berjam-jam tanpa makanan, air, atau tempat berlindung," kata kantor tersebut.

"Jalan Al Rashid di pesisir masih sangat padat akibat arus kendaraan, gerobak keledai, tuk-tuk, dan pejalan kaki yang bergerak ke Gaza selatan di tengah meningkatnya serangan".

Meskipun Israel menginstruksikan warga yang mengungsi ke selatan untuk menggunakan Jalan Salah Ad Din, OCHA menyebut para mitra kemanusiaan melaporkan jalan tersebut tidak dapat dilalui kendaraan. Otoritas Israel pada Jumat mengumumkan batas waktu 48 jam untuk menggunakan jalan tersebut telah ditutup sehingga Al Rashid menjadi satu-satunya jalur yang tersedia.

Sementara itu, misi antarlembaga yang dipimpin OCHA melakukan penilaian terhadap keluarga-keluarga pengungsi di Khan Younis. Mereka mencatatkan adanya kebutuhan mendesak untuk tempat tinggal, makanan, air, dan perawatan medis.

Pasokan yang masuk ke Gaza masih di bawah jumlah minimal yang dibutuhkan dan para mitra kemanusiaan membutuhkan kondisi yang lebih aman untuk menyalurkan bantuan secara konsisten.

Dana Anak-Anak PBB (UNICEF) mengatakan empat truk berisi bantuan makanan terapeutik dicuri dengan todongan senjata di Gaza City pada Kamis (18/9). Pasokan tersebut seharusnya dapat membantu setidaknya 2.700 anak yang mengalami malanutrisi akut.

UNICEF menegaskan perlu gencatan senjata permanen demi mencegah insiden serupa dan memungkinkan bantuan untuk menjangkau orang-orang yang paling membutuhkan. OCHA mengatakan hambatan akses masih ada.

Perlintasan Zikim, satu-satunya akses langsung ke utara, masih ditutup. Misi pengiriman bahan bakar ke Gaza City dibatalkan setelah berjam-jam menunggu persetujuan.

Baca juga: Dua Hari Terputus, Gaza Kembali Tersambung ke Internet dan Telepon

Kemacetan di Jalan Al Rashid yang kemudian terjadi pada hari itu membuat konvoi bantuan tidak dapat mencapai Gaza City dengan aman.

OCHA mengingatkan bahwa pengungsi sipil harus diizinkan untuk mengungsi dengan aman, dan kembali ketika kondisi memungkinkan.

Pewarta :
Editor: Vienty Kumala
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.