New York (ANTARA) - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Rabu (27/8) mengumumkan bahwa anak-anak Palestina di Jalur Gaza akan kehilangan akses pendidikannya selama tiga tahun beruntun akibat blokade dan agresi Zionis Israel yang hingga kini masih terjadi.
Juru bicara PBB Stephane Dujarric saat konferensi pers pada Rabu malam mengatakan tahun ajaran baru semakin dekat dan "anak-anak Gaza akan kehilangan kesempatan belajar untuk tahun ketiga berturut-turut. Pendidikan adalah hak fundamental dan tidak ada anak yang boleh kehilangan hak tersebut".
Baca juga: Gereja Keluarga Kudus di Gaza City Tetap Berdiri Kokoh di Bawah Ancaman Israel
Dujarric mendesak perlindungan hak anak-anak di Gaza untuk pendidikan. Ia juga menekankan perlunya membuka kembali sekolah-sekolah dan memastikan bahwa anak-anak Palestina bisa memperoleh hak mereka atas pendidikan.
Jubir PBB itu sekaligus memperingatkan bahwa krisis ini "mengancam masa depan seluruh generasi di Gaza".
Sebelumnya, 1 juta perempuan dan anak perempuan menghadapi kelaparan massal, kekerasan, dan pelecehan di Gaza, demikian disampaikan Badan Bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina di Kawasan Timur Tengah (UNRWA) pada Sabtu (16/8) di platform media sosial X.
Baca juga: Menlu Belgia Desak Dunia Segera Akui Palestina sebagai Negara Berdaulat
"Kelaparan menyebar dengan cepat di Gaza. Perempuan dan anak perempuan terpaksa mengambil strategi bertahan hidup yang semakin berbahaya, seperti keluar mencari makanan dan air dengan risiko yang sangat tinggi untuk kehilangan nyawa," kata UNRWA.
Baca juga: Kecuali AS, DK PBB kompak kecam bencana kelaparan buatan di Gaza
Sumber: WAFA-OANA