Teluk Kuantan (ANTARA) - Salah satu anak cucu dari Syeikh H Muhammad Hadi, Hafny Ma'rifat (65) memaparkan sosok ulama besar asal Kuantan Singingi, Riau yang telah berjuang membantu kemerdekaan Republik Indonesia.
Perjuangan yang luar biasa besar, baik pada masa penjajahan Belanda maupun Jepang khususnya di wilayah Sumatra Tengah.
SyeikhH Muhammad Hadi (1852 - 1977) berperan aktif, berjuang melalui ketokohannya sebagai ulama dalam mengusir penjajahan pada masa itu
"Perjuangannya bukan saja di Sumatra Tengah tetapi sejak berada di Mekkah Mukaromah," kata Hafny di Teluk Kuantan.
SyeikhH Muammad Hadi berjuang sebagaimana seorang ulama yang memiliki berbagai karomah, doa yang mustajab.
Seorang ulama tasawuf, fiqih, melalui dakwah, memotivasi, membangkitkan semangat perjuangan kepada ulama asal Sumatra Tengah dan Kuansing, Provinsi Riau.
"Jadi, perjuangan SyeikhHMuhammad Hadi berbeda dengan para tentara," sebutnya.
Pada saat berada di Mekkah Mukaromah, tokoh - tokoh masyarakat dan ulama asal Sumatra Tengah, Riau dan Kuansing selalu diberikan amanah, pesan penting bahwa tidak boleh menyerah kepada penjajahan.
Penjajahan harus dihapus dari bumi pertiwi, perjuangan SyeikhH Muhammad Hadi perlu dibanggakan dan dikenang sebagai sejarah nasional.
"Jadi, semangat perjuangan berkobar dihati masyarakat. Keberanian melawan penjajah tidak pernah melemah hingga Indonesia merdeka," ujarnya.
Nariman Hadi juga juga cucu dari SyeikhHMuhammad Hadi menambahkan, semangat yang besar tidak pernah pudar, itulah prinsip seorang ulama dalam berjuang.
Setelah pulang ke Kampung Halaman Sungai Pinang, Kuantan Singingi ternyata semangat dan perjuangan lebih nyata. Selain turun secara fisik juga bergerellia bersama pejuang pejungan lokal maupun bersama tentara.
Terlihat jelas pada masa perjuangan rakyat melawan penjajahan Jepang, SyeikhHMuhammad Hadi yang bergelar "Angku Angin" mengajak masyarakat berjuang secara maksimal, telat yang besar melepas cengkraman musuh.
"Perjuangannya, selain melalui dakwah, doa, turun langsung mengusir penjajah juga membangkitkan semangat perjuangan tokoh tokoh perjuangan lainnya," jelas Nariman.
Kata Nariman lagi, karena SyeikhH Muammad Hadi adalah sosok ulama santun, rendah hati dalam kehidupannya sangat bermasyarakat. Wejangan nya langsung diterima warga, masih banyak masyarakat yang menjadi pelaku sejarah tentang perjuangan Syeikh Hadi.
Setelah Indonesia merdeka, dari ketokohan, kegigihan SyeikhH Muhammad Hadi maka lahirlah sosok Fatimah Hadi dan Buya Ma'rifat Mardjani sebagai melanjutkan perjuangan dan mengisi kemerdekaan.
Terjun dalam bidang politik dan pendidikan, hingga semangat perjuangan berlanjut kepada cucu - cucu dan cicit SyeikhH Muhammad Hadi.
"Jadi, SyeikhH Muhammad Hadi layak diusulkan menjadi pahlawan Riau asal Kuansing 2026," harapnya.
Bukti dan fakta sejarah terdokumentasi dengan baik. Misalnya, membangun surau tinggi bukan saja tempat beribadah, pertemuan dalam strategi perjuangan.
SyeikhH Hadi berjuang, berdakwah dan memotivasi masyarakat hingga yakin dan keimaman semakin kuat.
Masa hidupnya, SyeikhH Muhamad Hadi sangat gigih berjuang dalam bidang apa saja, hingga jasa dan perjuangan itu dikenang sepanjang masa.
Sebagaimana diketahui, pada sidang paripurna DPRD Riau, Fatimah Hadi di nobatkan sebagai "Pahlawan Kemerdekaan RI asal Kuansing 2025" bersempena peringatan hari jadi Provinsi Riau. ***