Pekanbaru, (ANTARA) - Sebanyak 105 pengusaha laundry di Provinsi Riau mengikuti kelas bisnis dalam Roadshow Apique Group yang diselenggarakan di Grand Zuri Hotel, Kota Pekanbaru, Sabtu.
Kelas bisnis tersebut langsung diberikan Founder dan CEO Apique Group, Apik Primadya yang juga Ketua Dewan Kehormatan Asosiasi Laundry Seluruh Indonesia (ASLI). Pada asosiasi tersebut Apik juga pernah menjabat ketua dua periode dan salah satu dari 10 orang Founder.
Dalam materinya Apik menyampaikan pada waktu yang tidak dekat akan banyak investor asing yang akan masuk ke Indonesia. Dengan begitu pengusaha lokal akan bersaing dengan kompetitor luar yang uangnya tak terbatas.
"Kalau tak meningkat mindsetnya maka akan terlindas. Jadi kalau tak siap tak usah berbisnis dan kalau tak ada kompetitor akan santai nanti," katanya.
Lebih lanjut dalam seminar itu dia memaparkan lima tangga bisnis laundry. Pertama starting, profiting, systemizing, multiplying, dan investing.Untuk awal dalam membuka bisnis menurutnya target utama adalah omzet, jangan memikirkan untung dulu.
"Tiga bulan pertama memang berdarah-darah, target impas saja dulu, untung Alhamdulillah," ujarnya yang telah memiliki cabang laundry lebih dari 400 se-Indonesia dan saat ini telah memikat empat entitas bisnis yakni Apique Laundry, apiquue Management, Apique Academy, dan Apique Resiqe.
Sementara itu, Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah ASLI Riau, Owe Riyanto Pratama mengatakan mendukung kegiatan seminar perihal bisnis laundry ini. Terlebih lagi CEO Apique yang merupakan Dewan Kehormatan ASLI.
Saat ini lanjutnya ada 97 usaha laundry di Riau yang tergabung dalam DPD ASLI Riau. Dari Pekanbaru sekitar 70 persen selebihnya ada di kabupaten/kota seperti paling jauh di Kabupaten Kepulauan Meranti.
Dikatakannya untuk potensi laundry di Pekanbaru dengan 1 juta orang dibagi per keluarga 4 orang ada sekitar 250 ribu keluarga. Berdasarkan pemaparan narasumber ada 30 persen keluarga yang membutuhkan laundry sehingga ada sekitar 70-80 ribu keluarga.
"Di Riau masih banyak kurang, kemungkinan 20 persen kebutuhan belum sampai, masih banyak peluang yang bisa dicapai bisnis laundry," ujarnya.
Sementara yang tercatat di Riau baru 314 usaha laundry berdasarkan standar ASLI. Standar tersebut seperti sudah ada SOP karyawan, penggunaan sistem aplikasi, dan memiliki manajemen sehingga laundry rumah tidak termasuk dalam standar tersebut.