5 hektare lahan di TNTN diduga sengaja dibakar

id Kebakaran di TNTN

5 hektare lahan di TNTN diduga sengaja dibakar

Aparat kepolisian pasang garis polisi di TNTN yang diduga sengaja dibakar (ANTARA/dok)

Pelalawan (ANTARA) - Sekitar lima hektare lahan diduga sengaja dibakar di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) tepatnya di Resort Lancang Kuning, Desa Lubuk Kembang Bunga, Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan.

Kasatreskrim Polres Pelalawan AKP I Gede Yoga Eka Pranata saat dikonfirmasi, Selasa, mengatakan pihaknya telah memasang garis polisi (police line) di lokasi kebakaran yang berada dalam kawasan habitat satwa langka seperti harimau sumatera dan gajah.

“Kami sudah ke lokasi dan memasang police line di lahan terbakar kawasan TNTN,” kata AKP Yoga.

Kebakaran itu terjadi pada Jumat (18/4) lalu dan terdeteksi melalui Aplikasi Dasbor Lancang Kuning (DLK), dengan titik koordinat di lima lokasi berbeda yang tersebar di kawasan hutan tersebut.

Hasil penyelidikan sementara menunjukkan indikasi kuat bahwa kebakaran terjadi akibat pembakaran yang disengaja.

"Ada bekas imas tumbang pohon kayu. Pohon-pohon sengaja ditebang dan dibersihkan dengan cara dibakar,” ujar AKP Yoga.

Ia melanjutkan, pihaknya belum mengetahui siapa pemilik maupun batas lahan yang terbakar, karena sebagian besar wilayah sekitar masih berupa hutan. Saat kebakaran, tidak ada pekerja atau pemilik lahan yang ditemukan di lokasi.

“Sekarang api sudah padam, hanya tersisa asap tunggul,” jelasnya.

Untuk mendalami kasus ini, polisi juga memeriksa Kepala Desa Lubuk Kembang Bunga dan meminta keterangan dari pihak pengelola TNTN.

Sementara itu, Kepala TNTN Heru Sutmantoro mengatakan kebakaran dilaporkan pertama kali oleh masyarakat dan petugas lapangan pada Sabtu (19/4) malam.

Menurut Heru, lahan yang terbakar merupakan tanah mineral yang kerap menjadi sasaran perambahan masyarakat secara tradisional untuk dijadikan kebun kelapa sawit. Pemadaman api sempat terkendala akses yang sulit, namun terbantu oleh hujan deras.

"Kalau tidak ada hujan, sulit memadamkan. Tapi ini sudah padam dan kita dalami bersama kepolisian,” kata Heru.

Ia mengungkapkan bahwa pelaku perambahan kerap memanfaatkan celah saat petugas selesai patroli untuk membuka lahan secara diam-diam.

"Kita seperti kucing-kucingan dengan para perambah,” tutupnya.