Pekanbaru, (antarariau.com) - Kepala Balai Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) Kupin Simbolon mengatakan pihaknya terkendala fasilitas dan sumber daya manusia untuk mengantisipasi kebakaran hutan di area konservasi di Provinsi Riau itu.
"Masalah ini sudah lama dan saya sudah berteriak-teriak ke pusat (Kementerian Kehutanan) mengenai kendala ini tapi sejak tahun lalu belum juga ditanggapi," kata Kupin kepada Antara dari Pekanbaru, Jumat.
Ia membenarkan bahwa sudah terdeteksi adanya kebakaran di dalam area hutan Tesso Nilo. Menurut dia, sumber kebakaran berasal dari luar area konservasi yang merambat ke dalam hutan.
Kawasan yang terbakar itu juga merupakan area perluasan TNTN yang baru ditetapkan pada 2009. Lokasi tersebut memang diketahui sudah banyak terjadi perambahan.
"Di lokasi tersebut memang banyak perambah, dan susah untuk mengatasi mereka," keluh Kupin sambil berjanji akan menindak tegas perambah yang tertangkap tangan di sana.
Menurut Kupin, sejauh ini pihaknya baru bisa melakukan pemantauan ke lapangan dan belum bisa berbuat banyak untuk melakukan pemadaman karena kekurangan fasilitas dan tenaga ahli. Luas hutan TNTN yang terbakar hingga kini masih diinventarisasi.
Bahkan, ia mengakui bahwa Balai TNTN masih sangat bergantung pada perusahaan industri kehutanan yang ada di sekitar kawasan itu untuk pemadaman dan pemantauan kebakarna hutan.
"Kita saja kekurangan kendaraan operasional untuk patroli kebakaran, sedangkan di taman nasional lain sudah banyak fasilitasnya," katanya.
"Sering saya merasa malu karena terus minta bantuan ke perusahaan, kesannya negara ini tidak punya uang untuk melakukan pemadaman kebakaran sendiri," lanjut Kupin.
Kementerian Kehutanan menetapkan TN Tesso Nilo sebagai kawasan konservasi, yang sebelumnya merupakan hutan produksi terbatas, dengan luas mencapai 83.068 hektare. Sebagian besar kawasan itu berada di Kabupaten Pelalawan, sebagian kecil di Kabupaten Indragiri Hulu.
Tesso Nilo sempat mengalami perluasan dari tahap pertama berdasarkan SK Menteri Kehutanan Nomor: SK.255/Menhut-II/2004 seluas 38.576 ha, kemudian melalui SK Menteri Kehutanan Nomor: SK 663/Menhut-II/2009 ditambah sekitar 44.492 ha.
Namun, kondisi TN Tesso Nilo makin memprihatinkan karena berdasarkan survei terakhir WWF pada 2011, kawasan hutan sudah berubah menjadi kebun kelapa sawit mencapai 15.714 ha. Pembalakan liar yang baru terjadi juga mengakibatkan 1.534 ha hutan gundul, dan 3.846 ha sudah tinggal semak belukar.
Berita Lainnya
Bayi Gajah Lisa TNTN menunggu diberi nama, begini sebabnya
15 December 2020 14:41 WIB
Balai TNTN operasi bersihkan jerat di jalur perlintasan gajah, begini penjelasannya
24 February 2020 14:40 WIB
Balai TNTN Cegah Pembalakan Dengan Kembangkan "Eco Tourism"
28 February 2017 13:50 WIB
Balai TNTN Bantah Terlibat Perambahan Hutan Ilegal
17 September 2013 10:27 WIB
Balai TNTN Akan Tindak Tegas Pembakaran Hutan
20 April 2013 16:14 WIB
Balai TNTN menang gugatan praperadilan
02 March 2012 19:35 WIB
Balai TNTN Gandeng Kejaksaan Sosialisasi ke Perambah
03 May 2010 22:05 WIB
Balai TNTN Akui Tesso Nilo Dikuasai Oknum Jenderal
27 February 2010 12:33 WIB