Menkeu Inggris Rachel Reeves sebut pemutusan hubungan dengan China "sangat bodoh"

id Berita hari ini,berita riauterbaru, berita riau antara, Menkeu Inggris

Menkeu Inggris Rachel Reeves sebut pemutusan hubungan dengan China "sangat bodoh"

Wakil Presiden China Han Zheng bertemu dengan Menteri Keuangan Inggris Rachel Reeves di Beijing, ibu kota China, pada 11 Januari 2025. (ANTARA/Xinhua/Yan Yan)

London (ANTARA) - Menteri Keuangan (Menkeu) Inggris Rachel Reeves pada Jumat (18/4) mengatakan bahwa akan "sangat bodoh" bagi Inggris untuk memutuskan hubungan atau menjauhkan diri dari China, dan menekankan pentingnya kerja sama ekonomi yang berkelanjutan.

Dalam sebuah wawancara dengan The Telegraph, Reeves menyatakan dukungannya untuk memperkuat hubungan dengan China alih-alih membangun hambatan baru.

"China adalah perekonomian terbesar kedua di dunia, dan menurut saya, akan sangat bodoh jika kita tidak menjalin hubungan. Itulah pendekatan pemerintah ini," kata Reeves menjelang jadwal kunjungannya ke Washington pekan depan.

Menkeu Inggris itu menyebut tentang kunjungannya ke China pada awal tahun ini, saat dia berpartisipasi dalam Dialog Ekonomi dan Keuangan China-Inggris ke-11 bersama sejumlah perusahaan jasa keuangan terkemuka Inggris, termasuk HSBC, London Stock Exchange Group, Standard Chartered, dan Prudential.

Reeves mengatakan bahwa kunjungan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan perusahaan jasa keuangan Inggris untuk beroperasi di China dengan mendapatkan lebih banyak lisensi dan kuota untuk bisnis Inggris.

Kunjungan tersebut menghasilkan kesepakatan yang diperkirakan bernilai sekitar 600 juta poundsterling atau setara 795,93 juta dolar AS untuk perekonomian Inggris

Reeves juga menyuarakan dukungannya untuk perusahaan fast fashion asal China, Shein, yang melantai di Bursa Efek London.

Menkeu Inggris itu menyatakan dia akan senang mengendarai kendaraan listrik buatan China meskipun dengan apa yang disebut "kekhawatiran akan aksi mata-mata."

Menurut The Telegraph, komentar Reeves mengindikasikan komitmen berkelanjutan pemerintah Inggris untuk mempererat hubungan perdagangan dan keuangan dengan China, yang juga merupakan sebuah agenda yang diperjuangkan oleh Perdana Menteri Keir Starmer.

Baca juga: Menkeu Sri Mulyani sederhanakan regulasi guna jaga ekonomi dari turbulensi global

Baca juga: Menkeu Sri Mulyani sebut Danantara Indonesia bisa berkolaborasi dengan NDB