Pekanbaru, (Antarariau.com) - Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Riau menyediakan loket khusus untuk warga bisa mendapatkan uang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang diluncurkan secara serentak bertepatan dengan peringatan HUT ke-69 Kemerdekaan Republik Indonesia hari ini, Minggu.
"BI menyediakan loket khusus untuk warga yang ingin segera mendapatkan uang NKRI," kata Kepala BI Perwakilan Riau, Mahdi Muhammad di Pekanbaru.
Acara peluncuran uang pecahan Rp100.000 baru itu sendiri berlangsung sederhana di lantai 1 Gedung BI di Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru. Peluncuran tersebut dihadiri oleh pejabat dan pegawai BI, perwakilan dari perbankan di Pekanbaru dan insan pers.
Mahdi mengatakan loket penukaran uang dibuka pada pukul 08.00 hingga 12.00 WIB. Ia menyatakan BI di Riau siap untuk mengedarkan uang NKRI, dan melakukan sosialisasi agar tidak terjadi kebingungan di tengah masyarakat.
Menurut dia, bank sentral telah memenuhi persediaan uang pecahan baru itu ke perbankan yang juga diharapkan membantu melakukan sosialisasi hingga ke pelosok daerah.
Ia mengatakan, masyarakat tidak perlu khawatir apabila belum mendapatkannya, karena pecahan Rp100.000 lama yang dicetak tahun 2004 masih berlaku sampai adanya keputusan pencabutan.
Ia mengatakan pemerintah sudah menghentikan pencetakan uang edisi 2004 sejak Juli lalu, dan secara bertahap uang tersebut akan digantikan dengan uang NKRI.
"Uang cetakan tahun 2004 yang masuk ke BI dan kondisinya sudah tidak layak edar akan dimusnahkan dan diganti dengan uang NKRI. Jadi pencetakan uang NKRI sudah memperhitungkan kebutuhan uang masyarakat," katanya.
Ia mengatakan pencetakan uang baru sudah memperhitungkan kebutuhan masyarakat. Jumlah uang tunai beredar (outflow) yang telah keluar melalui BI di Riau terhitung sejak bulan Ramadhan hingga Idul Fitri 1435 Hijriah mencapai sekitar Rp4,07 triliun. Sementara jumlah uang masuk (inflow) yang kembali ke dalam sistem keuangan melalui perbankan baru sekitar Rp1 triliun.
Uang pecahan Rp100 ribu baru yang disebut uang NKRI secara sekilas memang mirip dengan cetakan lama tahun 2004 yang kini beredar. Warna uang pecahan Rp100 ribu yang baru juga tidak lagi dominan warna merah, karena terdapat sapuan warna kuning di sejumlah sisinya.
Selain itu, salah satu ciri perbedaan antara uang pecahan lama dan uang NKRI adalah penulisan titel Presiden dan Wakil Presiden pertama Indonesia Soerkarno dan Muhammad Hatta. Dalam uang baru nanti titel Soekarno-Hatta dituliskan dengan Doktor Honoris Causa atau DR (HC).
Sebelumnya, penulisan titel Soekarno-Hatta di uang 2004 hanya DR (Doktor) tanpa diikuti honoris causa yang berarti gelar tersebut merupakan gelar kesarjanaan kehormatan dari universitas.
"Penulisan gelar Doktor Honoris Causa untuk Soekarno-Hatta ini mengacu pada aturan penulisan dalam Kepres Nomor 22 Tahun 2014 (Penetapan Gambar Pahlawan)," ujar Mahdi.
Ia menambahkan perubahan lain dalam uang NKRI adalah pejabat yang menandatangani tidak hanya Gubernur BI, melainkan juga Menteri Keuangan.
"Sedangkan ciri-ciri keasliannya dan aspek keamanannya masih sama bagusnya dengan uang sebelumnya," katanya.
Berita Lainnya
Polda Riau cek kelangkaan solar di SPBU
18 December 2024 17:25 WIB
Mensos-Menko Pemberdayaan Masyarakat percepat nol kemiskinan ekstrem di Indonesia
18 December 2024 17:19 WIB
Kemenag berhasil raih anugerah keterbukaan informasi publik
18 December 2024 17:00 WIB
Dokter menekankan pentingnya untuk mewaspadai sakit kepala hebat
18 December 2024 16:37 WIB
Indonesia Masters 2025 jadi panggung turnamen terakhir The Daddies
18 December 2024 16:28 WIB
Menko Pangan: Eselon I Kemenko Pangan harus fokus pada percepatan swasembada pangan
18 December 2024 16:13 WIB
ASEAN, GCC berupaya perkuat hubungan kerja sama kedua kawasan
18 December 2024 15:57 WIB
Pramono Anung terbuka bagi parpol KIM Plus gabung tim transisi pemerintahan
18 December 2024 15:51 WIB