BPBD: Riau Nihil "Hotspot" Kebakaran

id bpbd riau, nihil hotspot kebakaran

BPBD: Riau Nihil "Hotspot" Kebakaran

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Riau menyatakan dua hasil monitoring satelit menunjukkan bahwa Provinsi Riau nihil titik panas atau "hotspot" yang menjadi salah satu indikator Riau bebas dari terjadinya kebakaran hutan dan lahan gambut.

"Pantauan terakhir Satelit NOAA 18 juga Satelit Terra dan Aqua menunjukan nol titik panas," kata Kepala BPBD Riau, Said Saqlul Amri, dalam pernyataan pers yang diterima Antara di Pekanbaru, Minggu.

Ia mengatakan pantauan titik panas tersebut terakhir didapatkan secara lengkap pada Sabtu 12 Juli pada pukul 17.30 WIB. Monitoring tersebut akan mendapatkan hasil lengkap selanjutnya pada Minggu petang.

Kondisi titik panas terlihat mengalami tren yang terus membaik. Sebab, bila dibandingkan dengan data monitoring 11 Juli lalu, saat itu jumlah "hotspot" berdasarkan Satelit NOAA 18 ada lima titik yang berada di Kabupaten Rokan Hilir (3), Kampar (1), Pelalawan (1), dan Indragiri Hulu (1).

Sedangkan, pada saat yang sama Satelit Terra dan Aqua mendeteksi ada delapan titik panas yang seluruhnya berada di Kabupaten Rokan Hilir.

Meski kondisi titik panas nihil, namun ia mengatakan Pemprov Riau masih menetapkan status "Siaga Darurat Asap" yang sudah diberlakukan sejak Juni lalu hingga bulan November. Hal ini mempertimbangkan potensi kekeringan yang diakibatkan kemarau dan dampak El Nino yang diprakirakan akan terjadi pada akhir bulan Juli sampai September.

Ia mengatakan, Satgas Darurat Asap Riau hingga kini terus melakukan patroli dan segera melakukan pemadaman apibila ada ditemukan titik api. Tiga helikopter untuk bom air bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana juga masih disiagakan di Pekanbaru.

"Modifikasi cuaca untuk hujan buatan juga terus diupayakan, karena itu dalam beberapa hari ini cukup banyak hujan," katanya.

Selain itu, ia berharap agar peran serta perusahaan-perusahaan di Riau untuk ikut menjaga kondisi ini agar tidak terjadi lagi bencana asap seperti awal tahun 2014 lalu. Sebab, dampak El Nino benar-benar terjadi dan memicu kebakaran besar, maka dikhawatirkan juga asapnya akan terbawa angin yang berhembus ke arah utara hingga akan mencemari Singapura dan Malaysia.

Area Bebas Kebakaran

Sementara itu, Direktur PT Riau (RAPP) Mulia Nauli mengatakan perusahaan industri kehutanan itu memberikan hadiah dana pembangunan senilai Rp400 juta bagi empat desa yang bisa mencegah kebakaran lahan dan hutan di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau.

Periode pencegahan kebakaran selama tiga bulan hingga akhir September 2014 saat potensi kebakaran meningkat akibat pengaruh El Nino.

Empat daerah tersebut merupakan awal dari kegiatan program Desa Bebas Kebakaran Lahan, yakni Desa Sering, Pulau Muda, Teluk Binjai dan Kelurahan Teluk Meranti.

Program tersebut bertujuan untuk merangsang warga agar tidak lagi membakar lahan untuk pembukaan lahan, serta sebagai inovasi baru dalam pencegahan karena tidak selalu hukuman dalam penegakan hukum bisa menyelesaikan masalah untuk memerangi kebakaran lahan dan hutan.

Ia menjelaskan, RAPP akan menghadiahkan masing-masing desa Rp100 juta dalam bentuk dana pembangunan desa yang bisa digunakan untuk pembangunan infrastruktur, rumah ibadah, maupun beasiswa.

Syaratnya, warga desa tersebut harus mencegah jangan sampai terjadi kebakaran lahan dan hutan selama tiga bulan, sejak penandatanganan MoU hingga 30 September 2014.

"Namun, jika ada kebakaran dan bisa dipadamkan dalam waktu 24 jam, dan selama kurun waktu tiga bulan kurang dari satu hektar yang terbakar, maka desa juga tetap dapat penghargaan sebesar Rp50 juta," katanya.